"Entah sudah berapa banyak warga masyarakat dan wisatawan menjadi korban keganasan arus laut Pantai Selatan," tuturnya.
Daryono menambahkan, musibah Pantai Payangan Jember memberi pelajaran penting akan pentingnya mitigasi bencana rip current. Sebab arus rip current adalah salah satu bentuk bahaya yang ada di pantai.
"Mengingat lokasi rip current tergantung kepada arah datangnya gelombang laut, maka lokasi-lokasi pantai yang rawan rip current dapat dikenali," kata Daryono.
Dengan mengenali dan menetapkan lokasi rawan, petugas penyelamat pantai bisa segera menempatkan bendera peringatan larangan pdada zona-zona tertentu di sekitar pantai.
Dengan langkah antisipasi itu, kata Daryono, korban-korban keganasan arus rip current yang mampu menyeret orang hingga ke tengah laut dapat diminimalisir.
"Disertai pengawasan ketat dan tindakan pencegahan di zona berbahaya," imbuh dia.
Seperti diketahui, sebanyak 23 orang dari Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara menggelar ritual semedi di tepi Pantai Payangan. Setelah beberapa saat meditasi berlangsung, ombak besar tiba-tiba datang dan menghantam mereka.
“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari. Saya menghindari ombak kedua,” ungkap salah satu korban selamat, Bayu.
Baca juga: Anggota Polisi Bondowoso Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan Jember
Ombak tersebut menyeret belasan rekannya. Tiga orang ditemukan sudah tewas, sembilan orang menghilang, dan sisanya selamat. Tak berselang lama, tim SAR melakukan pencarian dan menemukan delapan orang lainnya dalam kondisi meninggal dan satu selamat.
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menjelaskan, 23 warga tersebut awalnya menjalankan ritual di pinggir pantai. Di sana mereka membaca doa-doa.
Setelah itu, warga mulai beranjak ke laut. Diawali dengan tabur bunga, peserta kemudian membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan.
Warga percaya ritual menyucikan diri dapat dilakukan dengan mandi air laut. Namun, saat melakukan ritual itu, mereka tiba-tiba dihantam ombak besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.