Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tersapu Ombak Saat Ritual di Pantai, BMKG: Waspadai Rip Current Saat Musim Gelombang Tinggi

Kompas.com - 14/02/2022, 20:19 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 11 warga Jember tewas terseret ombak saat menggelar ritual di Pantai Payangan. BMKG pun meminta masyarakat mewaspadai musim gelombang tinggi, sehingga harus ekstra hati-hati ketika berada di pinggir pantai.

"Waspadai saat musim gelombang tinggi seperti musim angin barat seperti saat ini karena empasan ombak dapat membangkitkan rip current yang kuat," ujar Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/2/2021).

"Masyarakat diimbau jika di Pantai selatan Jawa waspadai pantai dengan bentuk teluk atau cekungan karena dapat membangkitkan rip current," sambungnya.

Daryono mengatakan, sebanyak 11 warga Jember yang tewas tersapu ombak ini diduga kuat disebabkan oleh arus rip current. Hal ini karena morfologi Pantai Payangan Jember yang berbentuk teluk.

Baca juga: Kronologi Anak 2 Tahun Selamat dari Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

"Apalagi jika dicocokkan dengan waktu kejadian bersamaan dengan waktu pasang dan berdasarkan informasi dari BMKG tinggi gelombang saat kejadian mencapai sekitar 2 sampai 2,5 meter," kata Daryono.

Arus yang bergerak dari pantai menuju ke laut punya kondisi yang bervariasi. Ada yang kecil, pelan dan tidak berbahaya. Tapi ada juga arus yang cukup berbahaya dan bisa menyeret orang ke tengah laut karena gelombang yang datang menuju pantai dan kondisi morfologi, salah satunya adalah rip current.

Rip Current merupakan arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah.

Saat gelombang bergerak dari perairan dalam menuju perairan dangkal, gelombang akan pecah di dekat garis pantai dan betransformasi menjadi arus dekat pantai atau nearshore current.

Baca juga: Kelompok Tunggal Jati Nusantara Ternyata Sering Gelar Ritual di Pantai Payangan

Nah gelombang yang datang menuju perairan dangkal itu akan berasosiasi dengan morfologi pantai membentuk sudut terhadap garis pantai. Gelombang tersebut yang kemudian bertransformasi menjadi rip current atau longshore current.

"Sebenarnya masyarakat dapat terhindar dari bahaya arus laut ini asalkan mau memahami karakteristik dan mekanisme terbentuknya arus berbahaya ini, karena fenomena derasnya arus pantai merupakan gejala alam biasa dan dapat dijelaskan secara ilmiah," jelas Daryono.

Menurutnya, musibah di Pantai Payangan pada Minggu (13/2/2022) kemarin merupakan bagian kecil dari daftar panjang korban jiwa karena terseret arus laut Pantai Selatan Jawa.

Daryono mengatakan, rentetan musibah seperti ini sepatutnya mendapat perhatian serius dari pemeritah daerah dan masyarakat mengingat hampir setiap tahun selalu saja terjadi kasus serupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com