Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayang-bayang Faskes Kolaps Saat Kasus Aktif Covid-19 di Ambang 300.000

Kompas.com - 11/02/2022, 10:38 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus aktif di Indonesia diprediksi akan lebih dari 300.0000 hari ini. Pemerintah harus cepat melakukan langkah pengamanan untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus yang kian meninggi karena fasilitas kesehatan (faskes) bisa kolaps.

Pada Kamis (10/2/2022), kasus aktif Covid-19 di Indonesia sudah berada di angka 288.186. Jika melihat tren penambahan kasus di atas 40.000 setiap harinya dalam beberapa waktu terakhir, maka hari ini kasus aktif Covid-19 di Indonesia akan tembus di atas 300.000.

Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, sebenarnya angka kasus aktif 100.000 ribu saja sudah cukup mengkhawatirkan sekalipun varian Omicron Covid-19 gejalanya lebih ringan daripada varian Delta.

Hal ini menyusul kapasitas testing dan tracing di Indonesia yang terbilang tidak maksimal.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali yang Mulai Ancam Faskes dan Nakes

"Karena kasus di masyarakat bisa lebih tinggi. Dari 100.000-an itu, ada potensi 10 persennya akan membebani faskes," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/2/2022).

Apalagi, penyebaran virus Omicron sangat mudah dan cepat. Oleh karena itu, kata Dicky, diperlukan mitigasi yang kuat dan cepat juga.

"Karena kalau tidak dampak korbannya akan serius, banyak orang tidak tertolong, banyak orang tidak bisa mendapatkan akses karena dalam waktu singkat bisa banyak sekali yang datang ke faskes," tuturnya.

"Kalau tidak dimitigasi atau dikelola awal sejak primer, layanan di bawah tidak ada penyaringan, ini akan membludak," imbuh Dicky.

Saat faskes sudah mulai kewalahan, dampaknya adalah kepada pasien Covid-19 yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Dicky mengatakan, potensi angka kematian tinggi bisa terjadi.

"Potensi kematian bisa tinggi ya tetap juga ada. Tapi bisa terlihatnya di awal Maret, bukan sekarang. Karena angka kematian indikator akhir, dan umumnya terjadi karena banyak kasus yang tidak terdeteksi," paparnya.

Baca juga: Kondisi Terkini Pandemi Covid-19 di Tangsel: Faskes Kewalahan hingga Permintaan Mobil Jenazah Naik

Menurut Dicky, masa krusial dari lonjakan kasus Covid-19 akibat Omicron akan terjadi di akhir Februari atau awal Maret nanti. Terutama di wilayah Jawa-Bali yang menjadi epicenter penyebaran Omicron.

"Dan untuk Indonesia dengan kepulauan ini, wilayah lain bukan tidak terjadi lonjakan. Ada tapi kan ini kembali lagi kembali pada kapasitas 3T. Sehingga mengantisipasi dan mitigasi menghadapi masa puncak harus dilakukan secara bersamaan," jelasnya.

Sementara itu, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra pekan lalu telah memprediksi Indonesia akan memiliki 300.000 kasus aktif minggu ini.

Kondisi dengan 300.000 ribu kasus aktif dinilai seharusnya sudah menjadi warning karena akan berdampak terhadap fasilitas kesehatan dan juga bagi tenaga medis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com