JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini menanggapi kritikan dari Komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia tentang aksi Presiden Joko Widodo yang mengendarai sepeda motor di Sumatera Utara dengan mengenakan jaket G20.
Menurut Faldo, moda transportasi yang digunakan Presiden disesuaikan sebagaimana tujuan dan manfaatnya.
"Namanya kritik, pasti selalu ada, selalu diterima dengan lapang dada. Kami kira moda apa yang digunakan tentu tergantung tujuan dan manfaatnya. Yang penting, lihat situasi dan konteks saja," ujar Faldo saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (7/2/2022).
Baca juga: Jokowi Ngebut Naik Motor Lintasi Danau Toba, Luhut: Ngejarnya Setengah Mati
"Pak Jokowi mengendarai motor saat kunker, untuk melihat kondisi infrasturktur jalan sepanjang 11 kilometer. Jika ada yang bermasalah, bisa cepat ditindaklanjuti," lanjutnya.
Terkait pemakaian jaket G20, menurut Faldo, Presiden Jokowi sangat antusias untuk mempromosikan presidensi G20 Indonesia.
Pemakaian jaket G20 bertujuan agar masyarakat mengetahui posisi Indonesia pada ajang tersebut.
"Tentu, ini lebih dari sekadar hobi, Presiden Jokowi senang bersepeda, dari dulu juga memiliki hobi naik motor. Tergantung tujuan juga," tambahnya.
Baca juga: Komunitas B2W Sindir Aksi Jokowi Motoran di Sumut Pakai Jaket G20
Sebelumnya, Komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia melalui sejumlah akun media sosialnya menyindir aksi Presiden Joko Widodo yang mengendarai motor di Sumatera Utara dengan mengenakan jaket G20.
Ketua Umum B2W Indonesia Fahmi Saimima mengatakan, unggahan di akun media sosial itu merupakan bentuk kritik atas aksi Jokowi yang dinilai tidak sesuai dengan salah satu misi G20 yakni terkait transformasi energi yang lestari.
"Bapak sedang membawa presidensi G20, kenapa Bapak mempromosikan mengendarai motor, tidak mencerminkan isi G20 yang salah satunya keberlanjutan energi yang lestari," kata Fahmi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/2/2022).
Padahal, menurut Fahmi, G20 merupakan forum bagi negara-negara besar untuk membicarakan langkah-langkah dalam mengurangi emisi karbon, mengurangi gas buang, dan mendorong penggunaan energi terbarukan.
Ia pun berpandangan, aksi Jokowi mengendarai motor itu justru bertentangan dengan Paris Agreement yang menyepakati sejumlah langkah mengurangi emisi karbon serta Sustainable Development Goals terkait keberlangsungan energi bagi Indonesia.
Baca juga: Puji Kualitas Udara Danau Toba, Jokowi: Fresh Sekali, Rugi kalau Kita Enggak Naik Motor
"Dan itu bagi kami sangat tidak nyambung dengan pola endorsement, pola pencitraan dengan sepeda motor, itu sangat tidak nyambung, di situlah kami masuk menyuarakan apa yang dianggap resah oleh kalangan pesepeda," kata Fahmi.
Lewat unggahannya, B2W Indonesia juga menyindir sikap Jokowi yang dahulu merupakan sosok yang sangat semangat mempromosikan gaya hidup bersepeda, sejak menjadi wali kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya menjadi presiden.
"Tiba-tiba beberapa waktu belakangan ini malah di-branding dengan sepeda motor, saya pikir itu kemunduran yang sangat ekstrem," ujar Fahmi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.