JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah segera menerapkan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berstatus level 3 di Jabodetabek, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, dan Bandung. Kebijakan itu disebabkan lonjakan kasus infeksi Covid-19 varian Omicron.
Peneliti Global Health Security dan Pandemi pada Center for Environment and Population Health di Griffith University, Dicky Budiman, menyatakan saat ini pemerintah diharapkan terus mengejar program vaksinasi awal hingga booster. Sebab menurut dia itu menjadi kunci meredam gelombang tiga Covid-19 di Indonesia.
"Itu yang bisa membantu meminimalisir dampak gelombang 3 ini. Karena sulit kalau mau menghalau, tidak ada negara yang sanggup menghalau itu, maka dari itu kita tidak usah menghindar," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/2/2022).
Menurut Dicky sampai saat ini PPKM tetap diperlukan untuk menghadapi Covid-19. Di samping itu langkah 3T (Testing, Tracing, Treatment), 5M ( memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan interaksi), dan vaksinasi juga mesti digalakkan.
Baca juga: Alasan Jabodetabek, Bandung, Yogya, dan Bali Dinaikkan ke PPKM Level 3
"Selama pandemi masih berlangsung, PPKM harus ada, meskipun nantinya bisa level 1, itupun jika situasinya masih ada naik turun atau dalam fase endemi," lanjut Dicky.
Menurut Dicky, langkah yang harus diambil pemerintah dengan penerapan PPKM level 3 harus terus fokus dalam implementasi mitigasi strategi yang dilakukan di lapangan. Yaitu langkah mendeteksi kasus (tracing) serta isolasi karantina.
Dicky mengatakan, kita bisa memutus mata rantasi kalau isolasi karantina efektif dari sisi kualitas dan kuantitas.
"Kuantitas selain jumlah masa efektif harinya, sekitar 5 sampai 7 hari, orang yang menjalani isolasi karantina juga harus 80 persen dari yang seharusnya. Itu standar yang baik dari sisi kuantitas," ucap Dicky.
Selain itu, Dicky juga sepakat dengan pemerintah yang menyatakan PPKM level 3 diterapkan di ini karena tingkat tracing yang rendah. Yakni di bawah 80 persen.
Baca juga: PPKM Level 3 di Bandung Raya dan Bodebek, Bagaimana Nasib PTM?
"Kita banyak lolos. Apalagi ini Omicron yang penyebarannya cepat. Kalau ada levelling akan terbatasi. Itu memang resiko untuk meminimalisir penyebaran," kata Dicky.
Langkah lain yang perlu dilakukan menurut Dicky adalah seluruh elemen masyarakat harus meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan. Dia menyatakan langkah yang diambil pemerintah sudah tepat.
"Untuk Jawa-Bali, PPKM level 3 sudah cukup ideal karena tidak terlalu ketat atau terlalu longgar," ujar Dicky.
Baca juga: Jakarta PPKM Level 3, Ini Jalan yang Terapkan Crowd Free Night
Sedangkan untuk penerapan PPKM di luar Jawa-Bali harus dilihat lagi karena menurut dia lansekap imunitasnya berbeda.
"PPKM diperlukan sampai status pandemi dicabut. Saya prediksi akhir tahun ini (dicabut) oleh WHO," ujar Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.