Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Prediksi RI Segera Tembus 300 Ribu Kasus Aktif Covid-19, Faskes Bisa Kepayahan

Kompas.com - 07/02/2022, 17:00 WIB
Elza Astari Retaduari

Editor

"Kembali kepada protokol kesehatan minimal 5 M. Tapi di sisi lain juga harus ada intervensi kebijakan yang sifatnya kuat untuk juga menghambat laju transmisi yang berkonsekuensi terhadap kenaikan kasus ini," imbau Hermawan.

Ia mengatakan, sebagian orang memang sudah lebih aman bagi yang telah menerima vaksin Covid-19. Hanya beberapa kelompok juga masih sangat rentan terhadap virus ini.

"Tapi kita juga masih punya PR untuk lansia dan komorbid karena cakupan vaksinasi kedua masih di bawah 50%," ucapnya.

Kemenkes akui kewalahan tracing

Sementara itu wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap, lonjakan kasus Covid-19 akibat Omicron sudah diprediksi sejak awal.

"Dan ini belum sampai puncaknya. Pada puncaknya, beberapa negara mengalami kondisi membutuhkan kira-kira 40-60 hari. Berdasarkan kasus Delta, saat kasus puncaknya di Jawa, Bali itu baru butuh waktu satu bulan (kemudian)," ungkap Dante.

Baca juga: Penularan Omicron Meroket, Jumlah Kasus Harian di Beberapa Wilayah Ini Sudah Lampaui Varian Delta

"Mungkin kasus Omicron polanya sama, bahkan mungkin lebih cepat. Persiapan-persiapan harus sudah dilakukan. Tapi yang paling penting adalah memahami karakteristik varian Omicron ini," tambah dia.

Dante menyebut, kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit untuk kasus Omicron tidak sebesar ketika varian Delta melanda. Saat ini pun, banyak pasien Omicron yang dirawat di rumah sakit merupakan pasien dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala.

"Yang menjadi hal penting yang utama pada rumah sakit sebenarnya bukan soal jumlah pasien yang akan masuk rumah sakit, walaupun kasus meningkat, tapi bagaimana supaya tenaga-tenaga kesehatan tidak tertular sehingga rumah sakit tidak berfungsi secara optimal," sebut Dante.

Baca juga: IDI: Gelombang Ketiga Covid-19 akibat Varian Omicron Mulai Ancam Nakes di RS

Wamenkes pun mengakui tracing pada program 3T (testing, tracing, dan treatment) kepada pasien Omicron kurang berjalan optimal. Alasannya, menurut Dante, adalah karena penyebaran virus Omicron sangat cepat.

"Kita mengakui kita melakukan tracing pada kasus Omicron demikian sulit karena self check pada kasus Omicron ini melebihi kemampuan kapasitas percepatan tracing yang akan bisa kita lakukan," katanya.

Oleh karena itu, Pemerintah saat ini tidak menitikberatkan kepada optimalisasi tracing untuk kasus-kasus yang belum teridentifikasi.

"Tapi bagaimana kita menghadapi isolasi pasien yang lebih baik pada kasus-kasus Omicron," terang Dante.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com