Peningkatan produksi
Sejalan dengan itu, Prabowo menginginkan adanya peningkatan produktivitas pembuatan pesawat multirole CN-235.
Prabowo berharap, PT DI bisa meningkatkan pembuatan CN-235 hingga 24 unit setiap tahunnya, dari sebelumnya hanya 4 unit per tahun.
Prabowo mengatakan, peningkatan produk CN-235 ini bisa dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.
Hal ini juga bertujuan untuk memenuhi permintaan dari dalam negeri dan luar negeri.
Baca juga: Sejarah Pesawat CN235 Buatan Karya Anak Bangsa yang Kini Mendunia
Prabowo mengatakan, beberapa negara telah menyatakan minat terhadap pesawat CN-235.
Misalnya Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa.
"Oleh karena itu, momentum ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh PTDI," terang Prabowo.
Untuk memenuhi target kapasitas produk industri pertahanan dalam negeri termasuk CN-235, Prabowo mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan mendukung dengan memaksimalkan kesepakatan Transfer of Technology (ToT) dan offset dari negara lain.
Baca juga: Covid-19 Kian Meroket, Kasus Kematian Selama Sepekan Tembus 212 Kasus
"Kita boleh beli sebagian ke negara mitra di luar negeri, tetapi syaratnya ada ToT dan offset. Dia harus membantu mengembangkan PTDI. Dia harus investasi di sini," kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mendorong industri pertahanan Indonesia secara keseluruhan agar senantiasa menjalankan manajemen dengan sebaik-baiknya.
Ia memaklumi dalam beberapa tahun belakangan terdapat kekurangan di bidang manajemen industri pertahanan, namun hal itu harus diperbaiki.
"Harus ada perubahan drastis dalam budaya industri pertahanan tak hanya PT DI, tapi juga industri pertahanan secara keseluruhan," ungkap Prabowo.