Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saidiman Ahmad
Peneliti Politik dan Kebijakan Publik

Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting; Alumnus Crawford School of Public Policy, Australian National University.

HMI dan Modernisasi Nurcholish Madjid

Kompas.com - 05/02/2022, 15:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bagi Nurcholish, seorang sekuler yang konsekuen adalah seorang ateis pada saat yang bersamaan.

Nurcholish hendak menegaskan bahwa sebetulnya Islam tidak sejalan dengan sekulerisme karena paham ini menghilangkan peran Tuhan dan cenderung mengarah pada ateisme.

Penegasan ini sekaligus membantah argumen para pengkritik Nurcholish yang menyatakan bahwa Nurcholish adalah seorang sekuler, dalam pengertian sekulerisme.

Dalam tulisan-tulisannya, Nurcholish justru melancarkan kritik pada sekulerisme. Dalam tulisan ini, misalnya, sekulerisme disebut sebagai pangkal dari paham liberalisme yang kemudian muncul dalam bentuk kapitalisme yang menindas.

Sekulerisme juga dianggap sebagai dasar bagi munculnya komunisme ateis yang juga diktator.

Nurcholish menegaskan bahwa cabang dari sekulerisme adalah liberalisme. Jika diukur dengan konsep Tuhan yang Maha Esa, maka liberalisme adalah ajaran yang sesat, kata Nurcholish.

Namun demikian, Nurcholish tetap menerima dan menghargai ajaran liberalisme mengenai kemerdekaan individu.

Bagi Nurcholish, liberalisme mengakibatkan individualisme, sementara individualisme melahirkan kapitalisme.

Di sisi lain, sekulerisme juga melahirkan komunisme. Bahkan, menurut Nurcholish, komunisme adalah sekularisme yang paling murni dan konsekuen.

Dalam komunismelah, kata Nurcholish, seseorang bisa menjadi sempurna dalam ateisme. Klaim utama komunisme adalah kesetaraan manusian.

Tapi dalam praktiknya klaim kesetaraan itu hanya ilusi, karena yang benar-benar berkuasa adalah para elite.

Dalam komunisme, ada supremasi mutlak dari yang berkuasa atas yang dikuasai. Menurut Nurcholish, diktator proletarian pada hakikatnya adalah kediktatoran dari para pemimpin dan penguasa.

Makalah panjang ini pada hakikatnya adalah pembelaan pada Islam dari kesangsian akan dukungan pada modernitas.

Sikap-sikap yang ditunjukkan dalam makalah ini membuatnya dijuluki sebagai Natsir muda karena memiliki kesamaan visi dengan Muhammad Natsir, pemimpin blok politik Islam ketika itu.

Setelah terbitnya artikel ini, Nurcholish dianggap sebagai perwujudan kembali semangat Muhammad Natsir.

Artikel ini disebut sebagai pemikiran Nurcholish sebelum munculnya semangat pembaruan.

Menurut Dawam Rahardjo, makalah ini mencerminkan “Nurcholish before Nurcholish” yang kelak lebih dikenal sebagai pembaru pemikiran Islam.

Makalah ini menunjukkan ciri “Natsir Muda” pada Nurcholish.

Dua tahun setelah artikel ini muncul, Nurcholish muncul dengan sebuah pidato yang menghebohkan tentang pembaruan Islam.

Jika tulisan tahun 1968 menjadikan kalangan luar Islam sebagai sasaran argument, maka pidato 1970 itu justru bicara pada kalangan kelompok Islam sendiri.

Bersambung, baca artikel selanjutnya: Daya Tonjok Pembaruan Nurcholish Madjid

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com