JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto berkali-kali melontarkan 'serangan' ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mulai dari mengkritik kinerja, hingga membandingkan dengan kader-kader PDI-P yang merupakan pendahalu Anies.
Setidaknya, ada 3 kali momen Hasto melontarkan kritik tajam untuk Anies. PDI-P yang merupakan partai oposisi di DKI Jakarta, memang kerap menyentil kerja-kerja Anies selama ini.
Hasto sempat membandingkan kerja Anies dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012-2014.
Ia juga menilai kerja Anies tak sebagus penerus Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Baik Jokowi, Ahok, dan Djarot merupakan kader PDI-P pemimpin ibu kota sebelum Anies.
Baca juga: PDI-P DKI Sebut Sumur Resapan Program Unggulan Anies Terbukti Gagal Atasi Banjir Jakarta
Selain itu, Hasto mengungkap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono merasa kesal karena sulit bekerja sama dengan Anies dalam menghadapi banjir.
Terbaru, Hasto menyebut Anies sebagai pemimpin yang tak mau mengurus wilayah Jakarta secara keseluruhan.
Tahun lalu, Hasto Kristiyanto menilai Anies Baswedan tak beres menangani persoalan banjir di Jakarta. Akibatnya banjir di Jakarta pun semakin parah.
"Saya bisa merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir. Kalau saya mengkritik Pak Anies, itu karena bagian tanggung jawab pemimpin guna mengantisipasi banjir," kata Hasto seperti dikutip dari Kompas.TV, Sabtu (29/1/2022)
Hal tersebut disampaikan Hasto dalam acara Program Gerakan Penghijauan dan Bersih-Bersih Daerah Aliran Sungai (DAS), Cinta Ciliwung Bersih, di Waduk Cincin, Jakarta Utara, pada 21 Februari 2021.
Hasto pun menyebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sampai marah-marah akibat sikap Anies yang dinilai tak bisa diajak bekerja sama dalam menangani banjir Jakarta.
Baca juga: Ketua Fraksi PDI-P DKI: Kalau Anggaran Sumur Resapan Muncul Lagi, Itu Namanya Anggaran Siluman
"Pak Basuki, Menteri PU pun sampai marah-marah karena betapa sulitnya bekerja sama dengan pemimpin DKI tersebut,” ungkapnya.
Ia lalu menyindir cara Anies menangani banjir. Sebab saat kampanye Pilgub DKI 2017, Anies sempat menyatakan penanganan banjir Jakarta harus dilakukan dengan memastikan air meresap ke dalam tanah, bukan mengalirkan air ke laut.
"Kalau bicara banjir Jakarta, karena asumsi yang salah bahwa air itu akan masuk ke bumi," tutur Hasto.
Hasto menilai, penanganan banjir di Jakarta yang kurang saat ini dikarenakan persoalan manajemen, tata ruang, dan keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan.