Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Omicron Tinggi di Jabodetabek, P2G Desak PTM 100 Persen Dihentikan

Kompas.com - 26/01/2022, 13:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak agar kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Jabodetabek segera dihentikan menilik kondisi saat ini.

Berdasarkan pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bahwa Jakarta dan Bodetabek menjadi kawasan dengan kasus Covid-19 varian Omicron paling tinggi saat ini.

Namun, saat ini, masih ada wilayah yang bersikukuh menggelar PTM 100 persen, salah satunya DKI Jakarta.

“Berdasarkan kondisi yang sudah mengkhawatirkan itu, P2G mendesak Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, termasuk kepala daerah sekitar daerah aglomerasi, menghentikan skema PTM 100 persen demi keselamatan dan kesehatan semua warga sekolah,” kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim kepada Kompas.com pada Rabu (26/1/2022).

Baca juga: PTM Berlanjut, Satgas: Bisa Dihentikan 2 Minggu jika Ada Temuan Kasus Covid-19

Penghentian PTM 100 persen hanya pada sekolah yang ditemukan kasus Covid-19 dinilai sudah tak efektif dan cenderung membahayakan semua warga sekolah.

P2G meminta setidaknya sistem pembelajaran dikembalikan ke PTM terbatas 50 persen.

“Dengan metode belajar blended learning, sebagian siswa belajar dari rumah dan sebagian dari sekolah. Metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss," lanjutnya.

Imbas penularan Covid-19 varian Omicron yang masif di Jakarta, sudah 90 sekolah yang ditutup akibat ditemukan kasus Covid-19. Dalam praktik di lapangan, pelanggaran protokol kesehatan disebut mudah terjadi, sedangkan pengawasan tak begitu optimal.

Keadaan ini dinilai mencemaskan karena berdasarkan tren, jumlah sekolah yang ditutup selalu meningkat dari pekan ke pekan.

Baca juga: 15 Siswa SMAN 1 Denpasar Positif Covid-19, PTM 100 Persen Akan Dievaluasi

“Semula 39 sekolah, lalu 43 sekolah, dan sekarang 90 sekolah. Padahal, Jakarta belum satu bulan PTM. Setiap minggu angkanya akan terus bertambah,” ujar Satriwan.

P2G menilai bahwa guru dan siswa di Jabodetabek sudah cukup berpengalaman menggunakan skema PTM 50 persen dengan metode pembelajaran blended/campuran.

Di Jabodetabek, kebanyakan guru dan siswa sudah memiliki gawai yang mumpuni untuk mendukung pembelajaran daring, mulai dari smartphone sampai laptop/komputer.

“Sinyal internet bagus, relatif tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital. Tentu dengan catatan, ada pendampingan orangtua dari rumah selama anak PJJ (pembelajaran jarak jauh),” ucap Satriwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com