Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Naik, Pemerintah Klaim Pandemi Masih Terkendali

Kompas.com - 25/01/2022, 06:41 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di atas 1.000 kasus terus terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin (25/1/2022), pemerintah melaporkan penambahan 2.927 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan kasus baru itu tersebar di 27 provinsi.

Dengan penambahan tersebut, maka total kasus Covid-19 di Tanah Air kini berjumlah 4.289.305 terhitung sejak pengumuman kasus perdana pada 2 Maret 2020.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan kasus harian tertinggi kemarin terjadi di Jakarta, yakni sebanyak 1.993 kasus. Penambahan kasus Covid-19 terbesar kedua terjadi Jawa Barat dengan 409 kasus dan Banten dengan 311 kasus baru.

Baca juga: Mengapa Kasus Omicron Meningkat? Ini Kata Sri Mulyani

Dalam periode yang sama, jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia bertambah tujuh orang, sehingga totalnya menjadi 144.227 orang.

Selain itu, jumlah kasus aktif Covid-19 bertambah 1.976. Dengan demikian, total kasus aktif kini mencapai 20.867. Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.

Catatan kenaikan kasus Covid-19

Kenaikan kasus harian Covid-19 telah terjadi sejak pertengahan Januari. Berdasarkan data pemerintah, kenaikan jumlah penyebaran kasus Covid-19 mulai meningkat signifikan sejak 15 Januari 2022. Kala itu, penyebaran kasus berada di angka 1.054.

Sempat melandai beberapa hari, angka penyebaran kasus Covid-19 kembali naik pada 18 Januari 2022 dengan 1.362 kasus.

Pada 19 Januari, angkanya menanjak jadi 1.745 kasus baru.  Sehari setelahnya, yaitu 20 Januari, kasus baru tembus 2.000, tepatnya 2.116 kasus baru. Pada 21 Januari, angkanya terus bertambah, yaitu sebanyak 2.604 kasus.

Pada 22 Januari, angkanya semakin melonjak, yaitu ada 3.205 kasus baru.

Sementara itu, usai rapat terbatas evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Senin siang kemarin, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini ada 1.600-an kasus positif Covid-19 akibat infeksi varian Omicron.

Dari jumlah tersebut, sekitar 20 orang di antaranya memerlukan bantuan oksigen dan dua pasien lainnya meninggal dunia.

"Kami melaporkan sudah terkonfirmasi bahwa dari 1.600 yang terkena Omicron, yang memang dirawat dan membutuhkan oksigen hanya sekitar 20," ujar Budi dalam keterangan pers secara virtual.

"Dan memang yang wafat dua. Ini memang masih jauh dibanding dengan kasus Delta," lanjut Budi.

Karena penularan varian Omicron semakin banyak, pemerintah tak akan lagi melakukan genome sequencing secara keseluruhan.

Sebagai gantinya, pemerintah menggunakan tes PCR dengan metode S Gene Target Failure (SGTF) agar deteksi kasus positif akibat varian Omicron bisa lebih cepat.

"Dari sisi surveilans ditekankan karena kasusnya semakin banyak, tidak semua akan di-genome sequencing lagi. Genome sequence akan lebih kami arahkan untuk menganalisis pola penyebaran kasus Omicron," ungkap Budi.

Baca juga: Luhut Sebut Kematian akibat Omicron di DKI Rendah, Ini Alasannya

Menurut Budi, alat tes PCR dengan SGTF yang bisa mendeteksi Omicron sudah distribusikan dan segera ditambah untuk sejumlah daerah.

Budi juga meminta kepada daerah agar disiplin melakukan testing sebanyak satu per 1.000 penduduk per minggu tetap dijalankan.

Reproduksi kasus meningkat

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini angka reproduksi efektif (RT) Covid-19 di Jawa-Bali mengalami peningkatan. Hal ini menurutnya membuat pemerintah waspada.

"Pemerintah tetap waspada terutama melihat angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini angka RT di Jawa sudah mencapai 1 dan Bali sudah lebih dari 1," ujar Luhut dalam konferensi pers secara virtual.

Sejalan dengan perkembangan itu, pemerintah pun terus mewaspadai tren positivity rate Covid-1 yang terus meningkat. Menurut Luhut, secara keseluruhan positivity rate PCR dan antigen masih di bawah standar WHO sebesar 5 persen. Namun, khusus untuk positivity rate PCR terus naik.

"Sudah mencapai hampir 9 persen," ungkap Luhut.

Luhut melanjutkan, dalam sepekan terakhir kasus harian Covid-19 terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik itu.

"Kenaikan di Jawa Bali kami identifikasi masih bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek," kata Luhut.

Data pemerintah juga mengidentifikasi kasus yang disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibandingkan pada periode sebelumnya.

Berdasarkan perkembangan tersebut, Luhut mengimbau masyarakat untuk lebih waspada.

"Protokol kesehatan jangan ditinggalkan, selalu kenakan masker, kurangi aktivitas di luar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan PeduliLindungi ketika beraktivitas di tempat umum," ujar Luhut.

Pemerintah klaim pandemi terkendali

Meskipun kasus Covid-19 terus meningkat, Luhut menegaskan pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Dia menilai peningkatan kasus saat ini masih dalam kendali.

"Pemerintah dalam kendali penuh menghadapi varian Omiceon. Peningkatan kasus relatif terkendali. Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah, lebih dari 90 persen jika dibandingkandengan kasus puncak (penularan) varian Delta," kata Luhut.

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Jabodetabek Berstatus Level 2 Selama Sepekan Mendatang

Dia menjelaskan, sejak varian Omicron ditemukan satu bulan lalu di Indonesia, saat ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di berbagai negara dunia.

Dia mengungkapkan, saat ini bed occupanty ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit di Jawa Bali jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta.

"Sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen. Kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa-Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang sangat rendah," lanjutnya.

Luhut menegaskan, pemerintah saat ini belum berpikir akan melakukan PPKM darurat maupun lockdown. Dia menyatakan, pemerintah masih menggunakan asesmen PPKM berdasarkan level untuk pengetatan mobilitas masyarakat.

"Pemerintah hari ini menegaskan akan terus menggunakan asesmen level sebagai basis pengetatan masyarakat. Saat ini pemerintah belum berpikir unfuk memberlakuakn PPKM darurat lagi atau lockdown," ungkapnya.

Karena itu, Luhut meminta semua kepala daerah dan forkopimda tetap mematuhi aturan asesmen level PPKM sesuai daerah masing-masing. Selain itu juga harus menaati semua kewajiban yang diterbitkan pemerintah.

Fasilitas kesehatan terancam kewalahan

Dengan memperhatikan kondisi penularan Covid-19 terkini, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memberikan sejumlah catatan. Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI, Erlina Burhan mengatakan, jika lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi, fasilitas kesehatan akan kewalahan menampung pasien.

"Jika lonjakan kasus terus terjadi, bisa jadi ini menyebabkan sistem kesehatan Indonesia menjadi kewalahan, karena sebagian dari mereka itu butuh perawatan," kata Erlina dalan konferensi pers secara virtual, Senin.

Erlina menambahkan, meski gejala yang ditimbulkan varian Omicron terkesan lebih ringan, pasien yang memiliki gejala seperti demam dan sesak napas sebaiknya memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat.

"Meskipun terkesan ringan, berbagai data melaporkan perburukan gejala memerlukan perawatan seperti demam tinggi, sesak napas berat, terutama pada tiga kelompok yaitu lansia, komorbid, dan anak-anak, apalagi kalau lansia dengan komorbid," ucapnya.

Erlina menekankan, jika gejala Covid-19 yang ditimbulkan seperti demam dan sesak napas, maka wajib segera memeriksakan diri ke Fasyankes terdekat.

"Konsumsi vitamin dan istirahat dan tidak menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke faskes terdekat, anda harus waspada kalau tahu gejalanya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com