Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan "Bed Occupancy Rate" RS Aman, Luhut: Tapi Jangan Anggap Enteng Omicron

Kompas.com - 24/01/2022, 13:28 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Elza Astari Retaduari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa Pemerintah telah siap dengan kemungkinan terburuk dari varian Omicron Covid-19. Meski begitu, ia meminta agar masyarakat tetap waspada.

"Saya tegaskan kembali bahwa Pemerintah memastikan sistem kesehatan Indonesia hari ini sudah cukup siap dalam menghadapi Omicron ini," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM secara virtual pada Senin (24/1/2022).

Luhut menjelaskan, saat ini bed occupancy rate (BOR) atau tingkat ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit di Jawa-Bali aman. Kondisinya disebut masih jauh dari batas yang mengkhawatirkan.

Baca juga: Menkes: Ada 1.600 Kasus Omicron, 20 di Antaranya Butuh Bantuan Oksigen

"BOR di Jawa-Bali juga lebih baik dibandingkan awal varian Delta sehingga memberikan ruang yang cukup lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen," sebutnya.

Menurut Luhut, kasus kematian akibat Covid-19 selama 14 hari terakhir masih dalam tingkat yang sangat rendah. Meski begitu, Pemerintah terus mewaspadai setiap data yang ada, apalagi angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 saat ini mulai mengalami peningkatan.

"Saat ini angka Rt di Jawa sudah mencapai 1 dan di Bali sudah lebih dari 1," terang Luhut.

"Pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate meskipun secara keseluruhan, PCR dan antigen positivity rate kita masih di bawah 5 persen. Tetapi, positivity rate PCR terus meningkat dan sudah mencapai hampir 9 persen," sambungnya.

Baca juga: Luhut: Pemerintah Belum Terpikir Berlakukan PPKM Darurat atau Lockdown

Luhut mengatakan, berbagai penelitian dari berbagai negara menunjukkan risiko perawatan dan kematian akibat varian Omicron terbilang cukup rendah. Namun, masyarakat diharapkan tetap menaati protokol kesehatan dan mematuhi anjuran Pemerintah untuk mencegah memperparah penyebaran kasus Covid-19.

"Mengenai bahaya Omicron ini, kita tidak boleh anggap enteng. Penyakit ini banyak yang tidak kita duga," kata Luhut.

Koordinator PPKM Jawa-Bali ini mengingatkan, masih banyak hal yang belum diketahui dari varian baru Corona itu. Luhut menyebutkan, bisa saja varian Omicron menyebabkan angka kematian yang besar seperti akibat varian Delta.

"Bisa menimbulkan kematian banyak kalau rumah sakitnya overwhelmed atau rumah sakitnya kepenuhan. Jadi itu yang kita jaga. Tapi kesiapan obat rumah sakit, obat, berkali-kali sudah saya sampaikan, kita lebih dari cukup," ungkapnya.

"Jadi jauh lebih baik persiapan kita menghadapi Omicron dengan Delta yang lalu," tambah Luhut.

Hal senada juga disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ia memastikan bahwa Pemerintah sudah menyiapkan sarana dan infrastruktur kesehatan yang dibutuhkan dalam menghadapi Omicron.

Baca juga: Kematian 2 Pasien Terpapar Omicron Dinilai Jadi Peringatan untuk Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

"Rumah sakit kita sudah siap 80.000 bed, (sekarang) sudah terisi 5.000 jadi masih ada room, dan itu masih bisa dinaikkan kembali menjadi 150.000 (tempat tidur)," terang Menkes Budi dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, obat-obatan dan tenaga kesehatan disebut sudah siap menghadapi situasi terburuk.

"Mudah-mudahan ini tidak dibutuhkan karena memang kami berharap yang masuk rumah sakit akan lebih rendah," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com