Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Misteri Kecelakaan Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJY 182 Belum Berjawab

Kompas.com - 17/01/2022, 08:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di sinilah, kata Yayan, isi rekaman CVR memegang peranan besar. 

"Ini akan menjadi kotak pandora yang melengkapi semua temuan selama ini atas kecelakaan tersebut," kata pemerhati penerbangan, Yayan Mulyana, Rabu (31/3/2021).

Bila suasananya genting dan benar-benar tak terkendali, instrumen ini seharusnya akan merekam situasi mencekam di dalam kokpit.

Dalam mitologi Yunani, kotak pandora adalah penyebutan untuk sebuah kotak atau peti yang kita tidak tahu apa isinya ketika nantinya dibuka, dan sangat mungkin memberi kejutan atau tak sesuai ekspektasi.

"(Temuannya nanti) akan sangat menarik. Akan ketahuan mengapa tidak ada komunikasi apa pun dari kokpit ke tower (ATC) pada detik-detik terakhir," ungkap Yayan.

Baca juga: Kronologi, Fakta, dan Misteri Jatuhnya Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJY 182

Situasi tak terkendali dan genting yang terekam CVR dan sempat muncul ke publik pernah terjadi antara lain dalam kecelakaan pesawat Adam Air yang jatuh di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.

"Ini yang belum bisa kita analisa karena isi rekaman CVR memang belum diungkap ke publik sampai saat ini," kata Yayan, Minggu (9/1/2022) malam. 

Dari CVR akan bisa diketahui perintah apa yang diberikan pilot ke kopilot selama penerbangan, percakapan di antara mereka, termasuk suara-suara instrumen di dalam kabin.

Menurut Yayan, perbincangan di dunia penerbangan atas kecelakaan ini terutama menyoroti ketiadaan seruan darurat "mayday" dari kokpit pesawat. Ini jauh berbeda dengan kecelakaan Adam Air yang rekaman CVR-nya sempat beredar luas beberapa waktu lalu.

Mungkinkah tak ada suara terekam CVR?

Yayan menyebut, mungkin saja CVR tak mendapati suara pilot dan kopilot. Ini pun kemungkinan penjelasannya beragam.

"Kalau ceklak-ceklik suara instrumen terekam tapi tak ada suara pilot dan kopilot, bisa jadi salah satu pingsan, keduanya pingsan, atau mereka terlalu sibuk mengendalikan pesawat," ungkap Yayan tentang kemungkinan pertama.

Lain lagi, lanjut Yayan, bila benar-benar tak ada suara di CVR. Meski kecil kemungkinannya, tak tertutup kemungkinan ada kerusakan sekalipun seharusnya kemungkinan untuk itu sangat kecil. 

Bila kerusakan memang ada, itu seharusnya terpantau sejak pesawat belum mengudara dan ada catatan di log penerbangan.

"Kebijakan go atau no-go ketika ada temuan begitu memang beda antar-maskapai. Kalaupun boleh go, ada syarat bahwa perbaikan dilakukan segera, ada batas waktunya, dan sampai itu dijalankan maka pesawat tak boleh terbang lagi," tegas Yayan.

Kalau betul ada kerusakan dan tak ada catatan di darat, menurut Yayan persoalannya bergeser ke soal kedisplinan dan protokol standar. 

Bagaimana jika kedua kemungkinan di atas tidak terjadi tapi tetap tak ada suara terekam di CVR?

"Kalau enggak ada sama sekali (berarti) itu deliberately dimatikan," ujar Yayan lugas.

Bila ini yang terjadi, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah kapan alat itu dimatikan.

Di kokpit, sebut Yayan, ada saklar pemutus (circuit breaker) untuk mematikan CVR. Bila ini yang terjadi, seharusnya FDR mendapatinya dalam rekaman perubahan instrumen pesawat selama penerbangan.

Persoalannya, imbuh Yayan, peristiwa benda jatuh adalah proses. Bila peristiwa terjadi di dimensi dua dimensi seperti naik sepeda atau mengendari mobil, tidak sempat membuat seruan saat terjatuh masih dimungkinkan.

Namun, untuk pesawat, ada dimensi ketinggian yang seharusnya memberi ruang bersuara—apa pun itu—saat proses jatuh berlangsung.

"RTB pesawat (return to base). Mendarat darurat. Drop. (Seharusnya) ketahuan pilot lapor. Ada proses. Adam Air begitu, terpantau usaha. Yang kemarin tidak ada. Itu yg jadi sebab kenapa orang penasaran," tutur Yayan.

Temuan sejauh ini

Setahun telah lewat semenjak kecelakaan pesawat Boeing 737-500 yang digunakan maskapai Sriwijaya Air berkode penerbangan SJY 182 pada 9 Januari 2021.

Sejauh ini, baru dua dokumen—laporan awal investigasi dan pernyataan sementara pertama—atas investigasi kecelakaan Sriwijaya Air SJY 182 yang menelan 62 korban jiwa yang sudah dipublikasikan.

Laporan awal

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan laporan sementara (prelimanary report) kecelakaan pesawat Boeing 737-500 PK-CNC Sriwijaya Air SJY-182 pada Rabu (10/2/2021). 

Dua rekomendasi telah diterbitkan pula oleh KNKT terkait kecelakaan ini ditujukan ke Diretktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, dalam laporan awal tersebut, yaitu:

  • memasukkan persyaratan UPRT dalam CASR dan mengembangkan pedoman untuk meningkatkan efektivitas UPRT.
  • meninjau persyaratan notifikasi pusat koordinasi penyelamatan dalam CASR 170 untuk memastikan bahwa persyaratan tersebut sesuai dengan standar dalam ICAO Annex 11

UPRT adalah kependekan dari upset prevention and recovery training. Dalam istilah penerbangan, upset berarti situasi pesawat bertingkah tidak normal bahkan tak terkendali.

Berdasarkan itu, UPRT adalah pelatihan bagi para pilot untuk mencegah dan menangani kondisi pesawat upset

Adapun CASR pada dasarnya adalah protokol standar operasional pesawat yang harus dijalankan oleh pilot, kru kabin, dan kru darat yang memeriksa kondisi pesawat. 

Berikut ini laporan awal KNKT atas kecelakaan Boeing 737-500 PK-CLC Sriwijaya Air SJY 182:

 

Dari laporan awal di atas, autopilot diketahui sudah aktif di ketinggian 1.980 kaki atau sekitar 604 meter. Pilot sempat meminta perubahan arah ke kanan sebesar 0,75º dan dikabulkan. 

Menara pengawas penerbangan (ATC) kemudian meminta Sriwijaya Air SJY 182 untuk tak terbang melebihi ketinggian 11.000 kaki karena ada pesawat lain di lintasan yang sama. 

Di ketinggian 10.600 kaki, terpantau pesawat mulai berbelok ke kiri, disusul autopilot tak aktif lagi di ketinggian 10.900 kaki. Pada saat inilah ketinggian pesawat terpantau turun dan hilang dari radar pada pukul 14.40.37 WIB.

ATC disebut beberapa kali mencoba menelepon, mengaktifkan dan memanggil frekuensi darat, serta memantau pilot di pesawat lain di sekitar jalur penerbangan Sriwijaya Air SJY 182.

"Semua upaya tidak berhasil mendapatkan tanggapan dari pilot SJY 182," tulis laporan tersebut.

Pada pukul 14.55 WIB, penyedia layanan lalu lintas udara (ATS) melaporkan kejadian ini ke Basarnas dan pada pukul 15.42 WIB menyatakan SJY 182 ada di fase ketidapastian (INCERFA). Status pesawat dalam fase bahaya (DETRESFA) dideklarasikan pada pukul 16.43 WIB. 

Dua rekomendasi terkait protokol keselamatan—seperti tertulis di awal bagian ini—terbit dari hasil investigasi awal KNKT. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com