Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Mendesak Dibentuk Sekolah Khusus Pengemudi Angkutan Umum

Kompas.com - 05/01/2022, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI akhir tahun 2021 dan membuka 2022, kita masih berduka dan prihatin karena masih banyak kecelakaan terjadi di jalan raya. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, setiap jam 2-3 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan semua jenis kendaraan baik angkutan umum, truk, maupun sepeda motor (2021).

Sementara berdasarkan catatan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), sebanyak 70 orang meninggal tiap hari dalam kecelakaan lalu lintas (2020).

Kalau kita pakai data Korlantas selama lima tahun terakhir, kecelakaan sampai meninggal adalah 22.000 – 33.000 orang per tahun. Hal ini belum terhitung yang cacat permanen akibat kecelakaan lalu lintas (data yang benar di PT Jasa Raharja).

Baca juga: Banyak Kecelakaan Lalu Lintas, Direktorat Keselamatan Transportasi Darat Perlu Diaktifkan Lagi

Pencatatan kecelakaan yang tepat berada di kepolisian. Hingga saat ini, informasi yang paling baik untuk digunakan adalah laporan polisi yang dicatat oleh petugas kepolisian di tingkat kepolisian resor (Polres). Laporan itu digunakan untuk investigasi maupun penyidikan yang dapat mengalir ke proses penuntutan hukum sesuai dengan hukum acara pidana Indonesia sebagai hukum positif (pro judicia).

Laporan itu digunakan pula bagi para korban untuk mendapatkan santunan dari PT Jasa Raharja. Dasar yang paling mungkin digunakan untuk penelitian mengacu ke laporan polisi (LP) karena tersedia di semua kepolisian resor.

Berdasarkan data kepolisian, kecelakaan lalu lintas tahun 2015 sampai tahun 2020, terdapat 528.058 kasus, dengan korban meninggal dunia sebanyak 164.093 orang.

Kecelakaan lalu lintas juga menjadi penyebab kematian paling tinggi untuk kelompok usia 15 - 29 tahun, yang membawa kerugian besar karena sedang memasuki usia produktif. Amat disayangkan di usia produktif orang meninggal dunia sia-sia di jalan.

Tahun 2018, kecelakaan truk dan bus adalah yang terbesar ketiga setelah sepeda motor dan mobil pribadi. Angkanya terus meningkat, tahun 2019 kecelakaan truk dan bus menjadi nomor dua setelah sepeda motor.

PBB pada 10 Mei 2010 telah mengeluarkan resolusi A/RES/64/255 yang menyatakan periode 2011-2020 sebagai The Decade of Action for Road Safety (Dekade Aksi Keselamatan Jalan). Sustainable Development Goals 2030 (SDGs 2030) juga mengisyaratkan, keselamatan jalan adalah prasyarat untuk memastikan kehidupan yang sehat, meningkatkan kesejahteraan, dan membuat kota menjadi lebih inklusif.

Dalam catatan Direktorat Perhubungan darat, tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia makin tinggi, khususnya pada kasus rem blong. Bahkan sampai mengalahkan Eropa hingga Amerika Serikat.

Kecelakaan maut di Jalan Wates-Purworejo tepatnya di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 03.20 WIB antara Bus Sugeng Rahayu Jurusan Surabaya-Bandung dengan truk kontainer. Dua tewas dan empat luka ringan maupun serius dalam kecelakaan ini.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Kecelakaan maut di Jalan Wates-Purworejo tepatnya di kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pukul 03.20 WIB antara Bus Sugeng Rahayu Jurusan Surabaya-Bandung dengan truk kontainer. Dua tewas dan empat luka ringan maupun serius dalam kecelakaan ini.
Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 61  persen kecelakaan terjadi karena faktor manusia, 30 persen faktor sarana prasarana, dan 9 persen faktor pemenuhan persyaratan laik jalan.

Tingkat fatalitas kecelakaan di Indonesia tahun 2001- 2018 cenderung mengalami peningkatan dibanding Eropa dan Amerika yang fatalitasnya menurun. Data World Health Organization (WHO), setiap tahun tidak kurang 1,3 juta orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Lebih dari setengahnya adalah pengendara sepeda motor.

Kementerian Perhubungan juga mengakui masih perlu upaya peningkatan keselamatan lalu lintas, selama ini memang mayoritas kecelakaan disebabkan faktor manusia. Perilaku pengemudi menjadi penyebab kecelakaan mulai dari tidak menguasai kendaraan, seperti pengereman, tidak menjaga jarak, ceroboh saat belok, ceroboh saat mendahului kendaraan lain, dan melebihi batas kecepatan.

Baca juga: Menhub Minta Jajarannya Fokus Tingkatkan Keselamatan Transportasi

 

Kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan orang (bus) dan angkutan barang (truk) menempati urutan ketiga terbesar setelah sepeda motor dan mobil. Dari segi lokasi, sebanyak 25,20 persen kecelakaan terjadi di jalan nasional, 25,69 persen di jalan provinsi, dan 40,54 persen di jalan kabupaten/kota, serta 8,57 persen di jalan desa.

Sekolah pengemudi khusus angkutan umum

Di penghujung tahun 2021, BRT Trans Jakarta mengalami serentetan kecelakaan. Setidaknya ada 502 kasus dari awal 2021 hingga akhir Oktober 2021. Dengan banyaknya kejadian ini tentunya harus dibenahi secara nyata terkait manajemen keselamatan di angkutan umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com