Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Wawancara Calon Anggota KPU-Bawaslu Dinilai Bermasalah

Kompas.com - 02/01/2022, 11:43 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Konstitusi dan Demokrasi Inisiatif (Kode Inisiatif) Ihsan Maulana menilai ada empat permasalahan serius dalam pelaksanaan tes wawancara anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan yang diselenggarakan pada 26-30 Desember 2021.

Ihsan mengapresiasi keterbukaan tim seleksi yang menyiarkan secara langsung tes wawancara melalui Youtube.

Namun, dia mengatakan ada beberapa kebijakan dan tindakan anggota timsel selama proses wawancara yang dapat menjauhkan dari upaya menghasilkan kemandirian lembaga penyelenggara pemilu sebagaimana ketentuan Pasal 22E ayat (5) UUD 1945.

Baca juga: Nama-nama Petahana yang Lolos Seleksi Tertulis Calon Anggota KPU-Bawaslu

"Setidak-tidaknya terdapat empat permasalahan serius yang dianggap menyimpang selama proses wawancara berlangsung," ujar Ihsan dalam keterangan pers, Minggu (2/1/2022).

Pertama, kata Ihsan, timsel tidak berimbang dengan berlebihan memuji calon tertentu. Ihsan menyinggung nama Bahtiar, sekretaris timsel yang juga Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri. 

Ia menganggap Bahtiar menunjukan kecenderungan pilihan kepada calon tertentu dengan memuji hal yang tidak berkaitan dengan pendalaman kapasitas dan integritas calon.

"Jika memang pujian tersebut bagian dari strategi mendalami calon, seharusnya juga dilakukan secara merata kepada calon-calon yang lain. Apalagi terdapat berbagai kerja sama yang pernah dilakukan Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umun dengan calon bersangkutan sebagaimana diakui Dirjen," tuturnya.

Kedua, timsel tidak mendalami isu krusial kepemiluan. Menurut Ihsan, dalam melakukan pendalaman terhadap peserta, timsel tidak menggali lebih dalam melalui pertanyaan lebih teknis kepemiluan, seperti soal pemutakhiran daftar pemilih dan refleksi Pemilu 2019 dan Pilkada 2020.

"Padahal pendalaman terhadap isu kepemiluan penting untuk memastikan kapasitas calon terkait isu pemilu, kepemiluan, dan demokrasi," kata dia.

Ketiga, lanjut Ihsan, timsel terkesan menyudutkan calon tertentu lewat beberapa pertanyaan yang diajukan kepada calon anggota.

Keempat, beberapa calon tertentu terkesan tidak kompeten dalam isu kepemiluan. Padahal, menurut Ihsan, calon anggota yang lolos hingga ke tahap III semestinya memiliki kemampuan dan pengetahuan soal kepemiluan yang baik.

Baca juga: Timsel Calon Anggota KPU-Bawaslu Gelar Sosialisasi Teknis Tes Kesehatan-Wawancara

Ihsan berharap, catatan koalisi ini dapat membantu timsel calon anggota KPU-Bawaslu yang independen dan berintegritas.

"Sebab bukan tidak mungkin dalam masa pandemi dan keserentakan pemilu, tantangan demokrasi kian berat," ujar Ihsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com