Sesampainya di Kabul, tim kembali menghadapi dinamika sehingga proses evakuasi tidak berjalan seperti rencana yang telah dirancang.
"Rencana awal, pesawat hanya berhenti selama 30 menit, namun kembali terjadi dinamika sehingga pesawat berada di Bandara Kabul selama kurang lebhi 2 jam," ujar Retno.
Boeing 737-400 akhirnya dapat lepas landas dari Kabul pada pukul 07.10 dan tiba di Islamabad pada pukul 08.11 waktu setempat untuk mengisi bahan bakar dan kembali terbang menggunakan rute yang sama pada saat keberangkatan.
"Alhamdulillah, pesawat TNI Angkatan Udara sudah tiba kembali di Bandara Halim Perdanakusuma pada pagi hari ini, 21 Agustus 2021," kata Retno waktu itu.
Situasi yang terus berubah di Afghanistan membuat Pemerintah Indonesia memutuskan KBRI Kabul kini akan beroperasi dari Islamabad, Pakistan.
Awalnya, pemerintah memutuskan kegiatan KBRI akan tetap bertahan di Kabul. Namun, perubahan situasi di lapangan membuat pemerintah akhirnya menarik rencana tersebut.
"Semula, kami merencanakan untuk tetap melakukan misi KBRI Kabul dengan tim kecil atau tim esensial yang terbatas. Namun demikian, di saat-saat terakhir proses evakuasi, terjadi perkembangan baru dan untuk sementara operasi KBRI Kabul dilakukan dari Islamabad," kata Retno.
Baca juga: [KALEIDOSKOP 2021] Drama Kudeta Partai Demokrat yang Libatkan Moeldoko
Retno mengatakan, tim yang menjalani misi diplomatik KBRI Kabul dari Islamanad terdiri dari satu orang kuasa usaha sementara dan tiga orang home staff.
"Tim kecil ini akan terus melakukan asaesmen situasi Afghanistan setiap hari dan menentukan langkah selanjutnya," ujar Retno.
Retno juga menegaskan, Indonesia terus berharap agar perdamaian dan stabilitas dapat tercipta di Afghanistan. Ia menyatakan, Indonesia berharap agar proses politik yang infklusif masih memiliki peluang demi kebaikan rakyat Afghanistan.
Indonesia juga berharap agar kaum perempuan Afghanistan dihormati hak-haknya.
"Indonesia terus berkomitmen menciptakan perdamaian di Afghanistan, terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan," ujar Retno.