JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari hasil penelitian, obat alternatif Covid-19 Molnupiravir mampu memberikan proteksi 50 persen untuk pasien Covid-19. Namun, proteksi tersebut menurun ke 40-30 persen.
"Molnupiravir bisa 50 persen proteksi, geser ke 40-30 persen proteksi," kata Budi di Gedung Kementerian Dalam Negeri di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin
Budi mengatakan, obat Molnupiravir produksi dari perusahaan farmasi Merck ini dijadwalkan tiba di akhir Desember.
Baca juga: Menkes: Obat Covid-19 Molnupiravir Tiba Akhir Desember, Dipakai Awal Januari
Ia juga mengatakan, Molnupiravir sedang berproses di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin penggunaan darurat.
"Sehingga diharapkan bulan Januari kita siap pakai, jadi datang di akhir tahun, kita (dapat) izin BPOM. Awal Januari bisa kita pakai," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Menkes Budi mengatakan, obat Molnupiravir buatan Merck, Amerika Serikat (AS) dapat mencegah 50 persen kemungkinan seorang penderita Covis-19 masuk rumah sakit.
Oleh karena itu, nantinya obat tersebut akan diberikan kepada penderita Covid-19 dengan gejala ringan agar tak bertambah parah sehingga tak harus dirawat di rumah sakit.
"Obat ini diberikan ke orang yang saturasinya masih di atas 95 persen, tujuannya mencegah 50 persen dia masuk rumah sakit," kata Budi dalam konferensi pers yang diikuti dari YouTube Kemenko Perekonomian, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Kemenkes Siapkan RS hingga Molnupiravir Antisipasi Penyebaran Omicron
Budi mengatakan, obat tersebut berdosis 2x800 mg berjumlah 40 tablet untuk diminum oleh pasien dengan dosis 2x4 tablet per hari.
Menurut Budi, obat tersebut hanya diperuntukkan bagi pasien Covid-19 bergejala ringan dan tidak dipakai di rumah sakit.
"Strategi obat-obatannya kita sudah diskusi sama Merck kemarin waktu saya ke Amerika untuk Molnupiravir. Ini obat untuk orang yang bergejala ringan, bukan orang yang sudah masuk rumah sakit," kata dia.
Ia mengatakan, pemerintah sudah melakukan pendekatan dengan Merck untuk kepentingan pengadaan Molnupiravir di Indonesia.
Baca juga: Pil Covid Paxlovid Pfizer Berisiko Jika Digunakan Bersama Obat Lain, Ini Penjelasannya
Budi bersama pihak terkait juga sudah mendatangi beberapa pabrik farmasi di dunia yang sudah diberikan lisensi oleh Merck untuk membeli Molnupiravir.
"Diperkirakan mudah-mudahan Desember nanti bisa datang (Molnupiravir)," kata dia.
Selain melobi kedatangan obat ke Indonesia, Budi juga sedang berdiskusi dengan Merck terkait tawaran membuka produksi di Indonesia.
"Kalau bisa kita bikin di dalam negeri, sehingga kita memiliki ketahanan kesehatan yang lebih baik," kata Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.