JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh belas tahun tragedi tsunami di Aceh berlalu. Gelombang dahsyat itu tidak hanya merenggut 230.000 nyawa, tetapi juga meninggalkan banyak luka dan cerita.
Adalah Mantan Wakil Gubernur Aceh dan juga Plt Gubernur Aceh Azwar Abubakar yang ikut merasakan kecemasan atas situasi tersebut.
Cerita Azwar itu dikisahkannya dalam “Refleksi 16 Tahun Tsunami” yang digelar 24 Desember 2020, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Saat gempa besar disusul terjangan tsunami terjadi 26 Desember 2024 silam, Azwar tak bersama warganya di Aceh. Ia kala itu sedang berada di Jakarta menghadiri acara halal bi halal masyarakat Aceh.
Mendengar kabar mencekam terjadi di Serambi Mekkah, Azwar merasa begitu cemas. Pada hari itu juga, ia langsung bertolak ke Aceh menggunakan pesawat milik Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Baca juga: Kesal Birokrasi Lambat Atasi Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Ambil Pistol, Tembak Gemboknya!
Betapa kagetnya Azwar saat mendarat di Aceh dan menemukan keadaan yang porak poranda, termasuk rumah pribadinya.
Dua anak lelakinya juga tidak ditemukan.
“Dalam situasi anak yang masih hilang, keadaan begitu rupa, semestinya kita tidak bisa melakukan apa-apa," kata Azwar.
"Tapi kemudian saya sadari, bahwa ini adalah musibah dan memasrahkan kepada Allah termasuk dua anaknya yang hilang itu,” tuturnya.
Baca juga: Kenang Tsunami Aceh, Jusuf Kalla: Saya Menangis, Waktu Itu Korban Bergelimpangan
Dalam keadaan yang serba tidak menentu, Azwar menggelar rapat bersama Pangdam, Kapolda dan lain-lain untuk menanggulangi porak-porandanya Aceh pasca-tsunami.
Namun, di saat bersamaan ia juga merasa tak berdaya lantaran tak bisa menemukan kedua buah hatinya.