Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

Selamat Datang, "Presiden" Yahya yang Menghidupkan!

Kompas.com - 24/12/2021, 10:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MARHABAN, Ahlan wa Sahlan KH Yahya Cholil Staquf di belantara yang sudah sangat Anda kenal.

Anda lahir, tumbuh, dan besar di dalamnya. Meminum airnya, menikmati asupan makanannya, menghirup udaranya.

Menanam di hamparan tanahnya yang membentang dari punggung bumi, menembus langit.

Membentang dari nusantara, melintasi belahan dunia, lewat padang wasathiyah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah an Nahdliyah.

Marhaban, Gus Yahya! Anda datang di tengah kelapangan dada warga Nahdliyin. Dada yang luas, penerimaan yang sempurna, silakan menempati ruang-ruang yang membuat Anda leluasa menghidupkan benih yang ditanam para pendahulu.

Marhaban bermakna menyambut tanpa pretensi apapun. Ahlan Wa Sahlan; Anda bukan hanya diaku keluarga, tapi sudah menjadi kepala keluarga. Oleh sebab itu, Anda akan dimudahkan!

Andalah yang terang-terangan mengusung semangat Gus Dur ke dalam muktamar.

Andalah yang mengkonsolidir ratusan pendukung dengan latar raksasa "Menghidupkan Gus Dur".

Lewat buku babon "Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)", Anda buat jalan setapak masa depan NU untuk Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan visi tatanan dunia baru, Anda terjemahkan nilai-nilai Pembukaan UUD 1945 untuk dunia yang lebih damai dan sederajat.

Konstruksi jam'iyyah

Jika ada sementara kader yang sibuk merancang Satu Abad NU ke depan, Gus Yahya justru sebaliknya.

Ia tampak tak terlalu berminat bicara soal itu. Baginya, seratus tahun, merupakan waktu teramat panjang, penuh kejutan, dan sarat ketidakterdugaan.

Ketidakterdugaan adalah sunnatullah. Dalam situasi seperti itulah, bersama para kiai, Nahdliyin hidup berjamaah. Keterikatan kepada kiai disikapi santri sebagai harga mati.

Merujuk kepada Gus Dur, gurunya, Gus Yahya menempatkan para kiai pengasuh pondok pesantren sebagai cultural broker.

Kedudukannya yang sangat tinggi, menyimpan daya saring sangat efektif atas kemungkinan masuknya nilai-nilai tertentu luar pesantren yang potensial merusak.

Sebagai sebuah subkultur, pesantren memiliki tingkat kemandirian yang sangat kuat, sehingga tidak mudah diintervensi pihak luar.

Ini bisa terjadi, selain karena faktor-faktor yang "wajib" ada di pesantren seperti santri, masjid, asrama, sosok kiai sebagai pengasuh, menjadi faktor determinan.

Maka, bisa disaksikan, pesantren tak pernah berhenti diberkahi dengan lahirnya kiai-kiai besar yang menjelma pagar moral bagi esksistensi pesantren.

Kiai-kiai mencapai maqam seperti ini karena tingkat ketergantungan total kepada Tuhan, dan tidak bisa ditawar-tawar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com