Aktivisme setiap cabang "kekuasaan" di NU pada semua tingkatan, tidak dianggap benar dan berstatus wanprestasi jika menyimpang dari frame NU tingkat nasional.
Dengan begitu, menghidupkan Gus Dur adalah menghidupkan NU dalam cakupan yang luas.
Menghidupkan kantung-kantung budaya pesantren dalam konstruksi jam'iyyah yang saling terkoneksi.
Maka, PBNU bekerja layaknya kabinet, PWNU adalah "pemerintahan" NU di tingkat provinsi.
Begitu juga PC "memerintah" NU di kabupaten dan kota, serta kepengurusan MWC di kecamatan dan ranting di desa/kelurahan.
Lembaga-lembaga yang tersedia, badan otonom dan lajnah, menjelma mesin raksasa birokrasi NU.
Mesin ini memiliki rentang kendali yang didisain secara modern, dari pusat menjangkau hingga ke daerah dan ranting.
Ujung tombak implementasi ada PCNU, fungsi PWNU lebih pada kordinasi dan PBNU menjadi markas besar dan pusat kendali.
Kehadiran Ketua Umum tidak selalu secara fisik, tapi bisa terwakili lewat program kerja.
Kekhasan potensi, keluasan dan kekurangan yang menyebabkan munculnya kerterbatasan di masing-masing daerah, harus menjadi pertimbangan utama setiap dilakukan eksekusi program.
Ini penting dilakukan, untuk memastikan strategi mencapai target nasional dan internasional, berjalan dengan benar.
Terkait kebutuhan ini semua, maka pembentukan lembaga antarsatu PCNU dengan PCNU lainnya, tidak mesti selalu seragam.
Dengan target dan pendekatan yang tidak sama pada sejumlah program kerja, maka dibutuhkan sosok-sosok terampil, memiliki keahlian, dan dibekali kemampuan organisasi yang memadai secara kualitatif dan moral.
Dia memiliki ketajaman batin untuk bisa mengukur kebutuhan umat yang tidak selalu sama pada setiap daerah.
Para penanggungjawab program harus memenuhi kualifikasi untuk mengelola instrumen yang ditetapkan.
Untuk operasionalisasi program dan optimalisasi sasaran dan target, NU memiliki modalitas yang memadai.
Tenaga ahli dan profesional NU melimpah. Para sarjana berkualifikasi. Kemampuan anak-anak NU tidak berada di bawah standar anggota kabinet.
Mereka akan menjadi conterpart yang sepadan, misalnya, bagi menteri pertanian, menteri pendidikan, menteri kesehatan, menteri umkm, atau menteri kelautan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.