Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cekcok Ibunda Arteria Dahlan-Anggiat Pasaribu yang Berakhir Damai

Kompas.com - 26/11/2021, 06:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus percekcokan antara ibunda anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan, Wasniar Wahab, dengan seorang perempuan bernama Rindu Anggiat Pasaribu berakhir damai setelah Anggiat meminta maaf kepada Arteria dan Wasniar.

Kamis (25/11/2021) kemarin, Anggiat menemui Arteria dan Wasniar untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung di Kompleks Parlemen, Jakarta.

"Semua jadi gaduh, untuk semuanya Rindu minta maaf, khususnya sama Ibu, sama Abang, sudah sekurang ajar itu Rindu. Rindu minta maaf," kata Anggiat sambil tersedu-sedu.

Baca juga: Maafkan Anggiat Pasaribu, Ibunda Arteria Dahlan: Peristiwa Kemarin Sangat Mengagetkan

Dalam pertemuan itu, Anggiat bersalaman serta mencium tangan Arteria dan Wasniar sambil menangis. Anggiat juga sempat sungkem dengan Wasniar.

Wasniar pun terlihat tersenyum saat berkali-kali disalami dan dipeluk oleh Anggiat.

Anggiat pun mengakui bahwa perbuatannya yang memarahi ibunda Arteria merupakan perbuatan yang tidak dapat dibenarkan.

"Rindu di sini enggak mau cari pembenaran, enggak segala macem. Rindu khilaf, Rindu salah, salah banget, enggak ada pembenaran dari perbuatan itu," ujar Anggiat.

Wasniar mengatakan, sejak awal telah memaafkan perbuatan Anggiat. Namun, ia mengakui, peristiwa cekcok tersebut merupakan peristwa yang mengagetkan bagi dirinya.

"Jadi, ibu sudah memaafkan, cuma peristiwa kemarin itu memang untuk ibu berat sekali, sangat mengagetkan, cukup menakutkan," kata Wasniar.

Baca juga: Minta Maaf ke Arteria Dahlan, Anggiat Pasaribu: Rindu Salah Banget, Enggak Ada Pembenaran

Selain itu, Wasniar heran mengapa ia masih tetap dilaporkan ke polisi atas peristiwa cekcok tersebut.

"Sebenarnya sejak awal kami itu sudah memaafkan, cuma kami heran kok masih dilaporkan? Ibu memang agak galau dengan peristiwa itu," ucap dia. 

Wasniar mengatakan, selama menjadi guru, ia sudah menghadapi banyak anak dengan berbagai perangai dan tingkah laku yang ia nilai sebagai bagian dari kehidupannya di dunia pendidikan.

Namun, ia merasa kaget atas peristiwa cekcok dengan Anggiat karena peristiwa seperti itu tak pernah ia alami saat menjadi guru selama 35 tahun.

"Karena mungkin karena ibu seorang guru, menghadapi anak yang bermacam-macam tapi belum pernah yang seperti ini, tapi sudahlah Rindu, ibu sudah memaafkan," kata Wasniar.

Koordinasi dengan kapolda

Arteria menegaskan, kasus percekcokan itu telah selesai setelah Anggiat meminta maaf dan pihaknya juga memaafkan Anggiat.

Baca juga: Babak Baru Kasus Cekcok di Bandara, Anggiat Pasaribu Minta Maaf dan Cabut Laporan, Arteria Dahlan Ogah Mediasi

Politikus PDI-P itu mengatakan, ia akan berkoordinasi dengan Kapolda Metro Jakaya Irjen Fadil Imran terkait pencabutan laporan terhadap Anggiat di Polres Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya pikir mana yang terbaik, saya akan koordinasi dengan Pak Kapolda Metro, Pak Fadil, bagaimana ini, intinya kami semua sudah selesai. Teknis di lapangannya harus mencabut laporan kah, kalau mencabut, apakah saya harus datang," kata Arteria.

Ia merasa perlu berkoordinasi karena ada ketentuan pada Undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) yang mengatur bahwa pemanggilan anggota DPR mesti seizin presiden.

Ia menegaskan, sejak awal ia siap hadir memenuhi panggilan polisi sebagai warga negara yang baik tetapi ia khawatir dapat melanggar hukum karena ada ketentuan di atas.

"Kalau kami hadir ke kepolisian, nanti dibahas lagi sama Mahkamah Kehormatan Dewan harus izin presiden, ini akan repot. Pak Jokowi urusannya bukan urusan Arteria Dahlan yang urusan beginian, ini urusannya untuk bangsa dan negara," kata Arteria.

Namun, Arteria menekankan, persoalan itu kini sudah selesai.

"Intinya kita ingin masalah yang di sana juga sudah kita setop," ujar dia.

Baca juga: Anggiat Pasaribu yang Cekcok dengan Arteria Dahlan Ternyata Bukan Istri Jenderal

Adapun Anggiat telah mencabut laporannya di Polres Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (24/11/2021) sore.

Cekcok urusan kecil

Percekcokan itu terjadi ketika pesawat yang ditumpangi Anggiat, Arteria, dan Wasniar mendarat di Jakarta dari Bali, di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (21/11/2021) sore.

Video rekaman perseteruan itu langsung viral setelah diunggah oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni melalui akun Instagram-nya, @ahmadsahroni88.

Di video tersebut terdengar Anggiat membentak ibunda Arteria.

"Udah diam aja, Bu," ucap Anggiat.

"Eh, jangan tunjuk-tunjuk," balas ibu Arteria Dahlan.

Kuasa hukum Anggiat, Clanse Pakpahan, menyebutkan bahwa kliennya saat itu memang sedang emosi lantaran sedang sakit gigi selama di pesawat.

Baca juga: Profil Arteria Dahlan, Anggota Dewan yang Kerap Timbulkan Kontroversi

Selain itu, lanjut Clanse, emosi Anggiat meningkat lantaran selama penerbangan dirinya menahan buang air kecil di pesawat.

"Kebetulan pada saat perjalanan dari Bali ke Jakarta, (Anggiat) kondisi giginya lagi kumat. Mungkin di pesawat nahan pipis. Perempuan menahan pipis, emosi enggak stabil," ujar Clanse.

Gara-gara sakit gigi dan menahan buang air kecil, Anggiat akhirnya menerobos antrean pengambilan koper Arteria Dahlan dan ibunya di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta. Di situlah terjadi percekcokan.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpandangan, kasus percekcokan itu sejatinya merupakan kasus sepele yang tidak perlu menjadi besar apabila kedua belah pihak tidak membawa-bawa jabatan.

"Besar dan menjadi perhatian publik karena ada indikasi abuse of power (penyalahgunaan jabatan). Kasus sepele jadi besar karena bawa-bawa jabatan," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Maafkan Anggiat Pasaribu, Ibunda Arteria Dahlan: Peristiwa Kemarin Sangat Mengagetkan

Ujang menilai, semestinya seorang pejabat atau keluarganya menghindari penyalahgunaan kekuasaan dengan menggunakan jabatan atau kekuasaan untuk bertahan dan menyerang yang lain.

Ia mengingatkan, jabatan hendaknya bukan untuk disombongkan. Semakin tinggi jabatan yang disandang, orang itu semestinya semakin merunduk.

"Jangan bawa-bawa jabatan jika berkelahi. Bawa-bawa jabatan itu cermin pejabat dan keluarga pejabat yang terlalu mengagung-agungkan jabatan," ujar Ujang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com