Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Epidemiolog Sebut 2 Dosis Vaksin Sudah Tak Mempan, Ini Kata Satgas Covid-19

Kompas.com - 25/11/2021, 15:50 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito merespons pernyataan sejumlah epidemiolog yang mengatakan saat ini dua dosis suntikan vaksin tidak lagi mempan membendung serangan Covid-19.

“Vaksinasi di Indonesia saat ini tetap berjalan sesuai urutan prioritas suntikan pertama dan kedua sebagai dosis lengkap bagi masyarakat sasaran,” tutur Wiku, dikutip dari Antara, Rabu (24/11/2021).

Adapun urutan prioritas vaksinasi, sebut dia, adalah dosis pertama, dosis kedua, dan kelompok rentan, termasuk lansia dan anak-anak di bawah usia 12 tahun.

Pernyataan itu disampaikan Wiku sesaat setelah epidemiologi Dicky Budiman menyebutkan bahwa vaksinasi Covid-19 dosis lengkap dengan dua kali sudah tidak lagi relevan.

Baca juga: Satgas Covid-19 Imbau Kepala Daerah Pantau Tren Kasus Nasional dan Regional

Sebab, kata Dicky, sistem imunitas menurun dalam kurun waktu enam bulan setelah dosis kedua disuntikkan.

Oleh karenanya, dia menilai bahwa saat ini masyarakat membutuhkan suntikan dosis ketiga untuk memaksimalkan upaya pencegahan lonjakan kasus Covid-19.

"Bicara konteks sekarang dengan varian baru, menurunnya imunitas, yang disebut vaksinasi penduduk itu bukan dua kali suntik, harus tiga kali suntik. Jadi definisi vaksinasi penuh itu bukan dua kali suntik, itu sudah tidak relevan dengan riset saat ini," kata Dicky dalam sebuah diskusi daring, Senin (22/11/2021).

Lebih lanjut, Wiku menerangkan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian dalam Negeri (Kemendagri), beserta sejumlah peneliti dari perguruan tinggi di Indonesia masih melakukan penelitian terhadap tingkat kekebalan komunitas berdasarkan perlindungan vaksin maupun imun tubuh alami.

Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Patuhi PPKM Level 3 Saat Nataru

Penelitian tersebut ditargetkan rampung paling lambat pekan keempat Desember 2021.

"Saat ini survei antibodi SARS-CoV-2 masih terus bergulir dijalankan di 34 provinsi di Indonesia yang mencakup sekitar 1.000 desa dan wilayah aglomerasi," katanya.

Hasil penelitian itu diharapkan dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar kekebalan komunitas yang telah terbentuk di Indonesia karena pengaruh infeksi alamiah dan vaksinasi.

"Hasil tersebut dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan yang berbasis data," ujarnya.

Sementara itu, tim Satgas Penanganan Covid-19 masih terus meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski telah selesai divaksinasi.

Baca juga: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Dukung Pemerintah Tangani Pandemi

Pasalnya, selain vaksin, disiplin penerapan prokes merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19.

Adapun prokes yang harus dipatuhi sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor 16 Tahun 2021 adalah 6M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, serta menghindari makan bersama.

 

Artikel ini sebelumnya sudah tayang dengan judul Satgas Sebut Vaksinasi Covid-19 Masih Difokuskan untuk Pemenuhan 2 Dosis

Penulis: Rakhmat Nur Hakim | Editor: Rakhmat Nur Hakim

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com