Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pertemuan Megawati, Prabowo, Puan di Istana, Pengamat: Tidak Ada yang Salah

Kompas.com - 23/11/2021, 14:14 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, pembahasan politik kepartaian secara formal memang tidak boleh dilakukan di Istana Negara.

Sebab, Istana Negara bukan merupakan rumah bagi satu atau segelintir kelompok, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia.

"Kalau Istana di-setting secara formal, untuk pertemuan partai, politik kepartaian, itu enggak boleh. Karena Istana kan rumah bersama, seluruh rakyat Indonesia yang mesti dijaga marwah dan nama besarnya, kredibilitasnya," kata Adi saat dihubungi, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Soal Pertemuan Megawati-Prabowo-Puan di Istana, Ini Penjelasan Sekretariat Presiden

Hal ini dia sampaikan ketika ditanya soal pertemuan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, di Istana Negara, Rabu (17/11/2021).

Menurut Adi, pertemuan itu tak perlu dipersoalkan karena tidak disengaja dan terjadi saat ketiganya diundang dalam acara pelantikan Panglima TNI.

Adi menuturkan, tidak ada yang salah ketika pimpinan parpol membahas persoalan politik di sela-sela acara kenegaraan.

 

"Enggak ada yang salah. Saya yakin ketum-ketum partai yang juga hadir, menteri dan juga anggota dewan yang diundang dalam pelantikan itu juga ngomongin politik," ucapnya.

Baca juga: Memaknai Pertemuan Megawati, Puan, dan Prabowo di Istana Negara

Adi mengatakan, pertemuan itu menjadi sorotan lantaran dikaitkan dengan Pilpres 2024.

Seperti diketahui, belakangan ini sejumlah organisasi relawan telah mendeklarasikan dukungan kepada Puan dan Prabowo untuk maju.

Bahkan, kader Partai Gerindra telah meminta Prabowo kembali menjadi calon presiden.

"Yang menjadi ramai itu karena segala sesuatu yang berbau Megawati, Pak Prabowo dan Puan itu ramai, gara-gara dikaitkan dengan pilpres," kata Adi.

Sebelumnya, pihak Istana Kepresidenan angkat bicara soal pertemuan Megawati, Prabowo, dan Puan.

Baca juga: Stafsus Mensesneg Minta Pertemuan Megawati-Prabowo di Istana Tak Dipermasalahkan

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, pertemuan itu terjadi ketika ketiganya hendak menghadiri pelantikan Panglima TNI.

Perbincangan terjadi ketika ketiganya menantikan dimulainya acara pelantikan di ruang VVIP Istana.

"Itu kan saat acara pelantikan Panglima (TNI) di holding VVIP. Itu kan sedang menunggu acara akan dimulai," kata Heru kepada Kompas.com, Selasa (23/11/2021).

Saat ditanya apakah pertemuan itu disengaja atau tidak, Heru tak memberikan tanggapan. Heru juga tak merespons mengapa Presiden Jokowi tak ikut hadir dalam perbincangan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com