Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Kolonialisme, Firli Sebut Musuh Sekarang adalah Kemiskinan, Kebodohan, dan Korupsi

Kompas.com - 10/11/2021, 14:48 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menilai, sebagai segenap anak bangsa semua pihak sudah selayaknya memperingati Hari Pahlawan sebagai hari besar dan bersejarah setiap tanggal 10 November.

Hal itu, menurut dia, patut dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas semua jasa dan pengorbanan seluruh pahlawan yang hidup dan matinya dilakukan untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pahlawan sebagai tauladan sungguh menginspirasi kita semua anak bangsa dan terpatri dalam hati sanubari kami di KPK,” ujar Firli, melalui keterangan pers, Rabu (10/11/2021).

Firli pun menganalogikan perjuangan anak bangsa saat ini yang mempertahankan nilai-nilai integritas, memegang teguh agama, budaya serta nilai-nilai kejujuran dan keikhlasan yang luar biasa sebagai pahlawan.

Hal itu, menurut dia, tidak jauh berbeda dengan para pahlawan dan pendiri bangsa yang memberikan nilai-nilai luhur yang dapat diteladani dengan menanggung semua konsekwensi sebagai bentuk risiko sebagai garda terdepan pejuang kemerdekaan meski hanya bersenjatakan bambu runcing.

Baca juga: Tombolotutu, Bangsawan Sulteng yang Berjuang Melawan Belanda Kini Jadi Pahlawan Nasional

“Jika segala bentuk risiko mulai dari intimidasi hingga keselamatan jiwa dan raga menjadi konsekwensi yang harus kami terima sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia, Insya Allah kami seluruh insan di KPK ikhlas dan siap menerimanya,” ucap Firli.

Menurut mantan Kapolda Sumatera Selatan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa pengertian pahlawan yang dulu indentik dengan pejuang melawan penjajah atau merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengalami 'pergeseran' seiring dengan perkembangan zaman.

Akan tetapi, ujar Firli, esensi dan nilai-nilai pahlawan yang banyak memberi teladan dalam perjalanan bangsa ini, tidak akan lekang oleh waktu apalagi tergerus kemajuan zaman.

“Di masa saat ini, makna pahlawan bisa dipahami dan dilihat dari berbagai sisi, contohnya seseorang yang membawa perubahan atau memberikan nilai-nilai positif kearah kebaikan bersama, untuk bangsanya bisa disebut pahlawan,” ucap Firli.

“Begitu juga para olahragawan yang telah mengharumkan bangsa dan negara, juga layak disebut sebagai Pahlawan,” tutur dia.

Baca juga: Peringati Hari Pahlawan, Ganjar: Tidak Ada Alasan bagi Kita untuk Main-main

Lebih jauh dari itu, Firli menilai, menjadi pahlawan di era saat ini, tidak lagi bisa dilakukan dengan mengangkat bambu runcing.

Sebab, penjajah saat ini, bukan lagi kolonialisme melainkan kemiskinan, kebodohan dan korupsi.

“Inilah musuh kita semua yang harus perangi dan lenyapkan dari bumi nusantara dan negeri ini,” ucap Firli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com