JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Raden Aria Wangsakara, pendiri wilayah Tangerang.
Gelar tersebut diberikan dalam upacara yang dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Keputusan mengenai pemberian gelar itu dituangkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 109 dan 110 TK Tahun 2021 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa.
Selain Aria Wangsakara, ada tiga tokoh lainnya yang diberi gelar tersebut yakni Tombolututu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, dan Usmar Ismail dari DKI Jakarta.
Baca juga: Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional ke Empat Tokoh, Ini Daftarnya
Lantas, siapakah Aria Wangsakara sebenarnya?
Dikutip dari Kompas.id, dalam sejumlah literatur yang bercerita tentang Babad Tangerang dan Babad Banten disebutkan bahwa Aria Wangsakara merupakan keturunan Raja Sumedang Larang, Sultan Syarif Abdulrohman.
Bersama dua kerabatnya yakni Aria Santika dan Aria Yuda Negara, Wangsakara lari ke Tangerang karena tidak setuju dengan saudara kandungnya yang berpihak kepada VOC.
Wangsakara yang kemudian memilih menetap di tepian Sungai Cisadane diberi kepercayaan oleh Sultan Maulana Yusuf, pemimpin Kesultanan Banten kala itu, untuk menjaga wilayah yang kini dikenal sebagai Tangerang, khususnya Lengkong, dari pendudukan VOC.
Wangsakara juga pernah didapuk sebagai penasihat Kerajaan Mataram dalam menyebarkan ajaran Islam.
Namun, aktivitas Wangsakara menyebarkan ajaran Islam mulai tercium oleh VOC tahun 1652-1653.
Karena dianggap membahayakan kekuasaan, VOC mendirikan benteng di sebelah timur Sungai Cisadane, berseberangan dengan wilayah kekuasaan Wangsakara.
VOC bahkan memprovokasi dan menakuti warga di sekitar dengan mengarahkan tembakan meriam ke wilayah kekuasaan Wangsakara.
Provokasi itulah yang kemudian memicu pertempuran antara penjajah dan rakyat Tangerang.
Baca juga: Generasi Muda Diminta Teladani Pahlawan Nasional Ruhana Kuddus
Kegigihan rakyat di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara yang melakukan pertempuran selama tujuh bulan berturut-turut itupun membuahkan hasil.
VOC gagal merebut wilayah Lengkong yang berhasil dipertahankan oleh Wangsakara dan para pengikutnya.
Adapun Wangsakara gugur pada tahun 1720 di Ciledug dan dimakamkan di Lengkong Kyai, Kabupaten Tangerang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.