Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Perlukah Reshuffle Kabinet Pasca-pergantian Panglima TNI?

Kompas.com - 09/11/2021, 12:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Serangkaian latihan militer bersama juga digelar di tengah perebutan pengaruh Tiongkok– Amerika Serikat dan Rusia.

Bukti kedekatan dengan berbagai angkatan bersenjata negara lain terlihat saat musibah tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 di Perairan Utara Bali pada 21 April 2021. Hampir semua unsur militer negara sahabat bahu membahu mencari keberadaan Nanggala.

Mengapa harus reshuffle?

Walau reshuffle adalah hak prerogratif presiden, tentu Jokowi memahami kinerja kabinet di masa pandemi tidak sesuai harapan publik.

Hasil survei Litbang Kompas terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin di periode Oktober 2021 menunjukkan kepuasan publik yang semakin turun.

Dibanding April 2021, kepuasan publik turun 2,7 persen. Sedangkan di Oktober 2021, tingkat kepuasan publik mencapai angka 66,4 persen.

Litbang Kompas menguraikan, tren kepuasan publik terefleksi pada fluktuasi nilai kepuasan kinerja pemerintahan di berbagai bidang seperti politik dan keamanan, hukum, ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Terdapat anomali terkait kecenderungan pelemahan di bidang politik dan hukum, sementara di bidang kesejahteraan sosial cenderung bertahan, dan di bidang ekonomi menguat.

Penguatan di bidang ekonomi berkaitan dengan kemampuan pemerintah mempertahankan perfoma perekonomian nasional di tengah wabah.

Sebaliknya di ranah politik dan keamanan, kepuasan terhadap kinerja pemerintah merosot drastis dari 77 persen pada April 2021 menjadi 70,8 persen di Oktober 2021.

Selanjutnya di bidang hukum, capaian angka kepuasan juga merosot dari 65,6 persen pada April 2021 menjadi 60,6 persen pada periode Oktober 2021.

Publik menganggap, masalah suap dan jual beli kasus maupun isu terkini pemberantasan korupsi belum membaik.

Isu lain yang terus berkembang yaitu polemik terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Peran Jokowi sebagai kepala negara yang ditunggu dalam menengahi kisruh internal KPK tidak memenuhi harapan publik.

Survei Litbang Kompas menggunakan metode penelitian pengumpulan pendapat melalui wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi pada 26 September hingga 9 Oktober 2021.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen.

Baca juga: Litbang Kompas: Tingkat Kepuasan Publik terhadap Jokowi-Maruf di Bidang Polkam Naik, Ekonomi Turun

Beberapa lembaga survei yang mengukur tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi sebelum survei Litbang Kompas juga menunjukkan tren penurunan.

Salah satunya Survei Indikator Politik Indonesia. Di periode 30 Juli–4 Agustus 2021 tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi sebesar 61 persen.

Dibandingkan dengan survei serupa tiga bulan sebelumnya, persentase itu mengalami kemerosotan 6,3 persen.

Respons publik terhadap kemampuan Jokowi dalam mengatasi pandemi juga mengalami penurunan, dari 56,5 menjadi 54,3 persen.

Survei ini dilaksanakan dengan cara wawancara tatap muka dengan jumlah responden sebanyak 1.220 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com