Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementerian KP Terus Gaungkan Keberlanjutan Sumber Daya KP dan Ekonomi Biru

Kompas.com - 05/11/2021, 16:25 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Untuk itu, terjadi perubahan dari pengendalian penangkapan konvensional (tidak terukur) yang tidak memperhatikan ekologi menjadi pengendalian penangkapan terukur untuk keberlanjutan, yang dilakukan dengan perizinan dan mempertimbangkan kuota.

Lalu, ada pula perubahan pada illegal, unreported, and unregulated fishing (penangkapan ikan secara ilegal, tidak terlaporkan, dan tidak sesuai aturan) menjadi penangkapan yang legal, reported, and regulated, (legal, terlaporkan, dan sesuai aturan).

Untuk program kedua, Kusdiantoro menyampaikan, Kementerian membentuk komoditas pengembangan perikanan budidaya untuk ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan, antara lain udang, lobster, kepiting, rumput laut.

Kebijakan pengembangan perikanan budidaya, salah satunya dilakukan strategi pengembangan budidaya tambak udang untuk target produksi udang sebesar dua juta ton pada 2024.

Baca juga: Penangkapan Terukur, Ikhtiar KKP Merajut Ekonomi Biru

Langkah yang dilakukan, yakni evaluasi, revitalisasi, dan modeling yang berdampak pada berbagai peningkatan, seperti produksi, ekspor, nilai tukar pembudidaya ikan, dan penyerapan tenaga kerja.

Kusdiantoro menyebutkan, untuk program ketiga, Kementerian KP membangun kampung-kampung perikanan budidaya air tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal.

Komoditas unggulannya di pedalaman terdiri dari nila, lele, mas, patin, gurame, belida, torsoro/semah, bilih, lais, gabus/haruan, dan ikan hias. Komoditas unggulannya di pesisir adalah bandeng dan nila salin.

Adapun komoditas unggulan di laut terdiri dari kerapu, kakap, bawal bintang, lobster, teripang, dan kuda laut.

"Kebijakan ini kami harapkan mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat dan juga mampu mengatasi kepunahan ikan endemik,” jelasnya.

Baca juga: Di Forum Internasional, Menteri KP Sebut RI Siap Terapkan Penangkapan Ikan Berkuota

Kusdiantoro mengatakan, ada ikan-ikan endemik yang telah mendapatkan program domestikasi, seperti ikan dewa, ikan baung, dan sebagainya.

“Kami kembangkan ini di kampung-kampung, baik itu di kampung air tawar di pedalaman, maupun pesisir dan laut,” katanya.

Dia juga mengatakan, pihaknya mendorong pengembangan program ini di kampung-kampung di seluruh wilayah Indonesia agar ekonomi mereka dapat bergerak, pendapatan meningkat, dan ada kontribusi di daerah.

“Tinggal kami harapkan perikanan jadi peluang bisnis bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Kusdiantoro menambahkan, ketiga program tersebut memperlihatkan Kementerian KP memiliki komitmen yang besar dalam pengelolaan sumber daya KP yang dilakukan secara berkelanjutan.

Baca juga: Lewat Diplomasi, Sektor KP Indonesia Digaungkan ke Kancah Internasional

“Hal itu menjadi prioritas dan kami harapkan ada dukungan dari seluruh pihak agar ketiga kebijakan tersebut dapat kita implementasikan dengan baik,” katanya.

Dia berharap, program-program Kementerian KP tersebut menjadi gambaran pengelolaan KP ke depan dengan menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai isu yang pokok.

“Kami pastikan bahwasannya masa depan kita dengan jumlah penduduk semakin banyak, penyediaan sumber daya ikan menjadi suatu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hewani dan protein masyarakat Indonesia," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com