Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jaga SDI di Danau Toba, Kementerian KP Lakukan Restocking Ikan

Kompas.com - 12/10/2021, 16:32 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) melakukan restocking atau penebaran 50.000 ikan tawes dan 15.000 ikan nilem di Danau Toba, tepatnya di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Senin (10/11/2021).

Kegiatan yang dilakukan bersama Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pakan dan Obat Ikan Kementerian KP Tri Hariyanto, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Sudin, dan Cory Sriwaty Sebayang tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pelestarian sumber daya ikan (SDI) Indonesia.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KP Kusdiantoro mengatakan, sebelumnya kegiatan restocking sudah dilakukan beberapa kali.

“Seperti ikan dewa atau ikan batak di sini (Danau Toba). Teknologinya kami sudah kembangkan dengan introduksi buatan. Kemudian juga dilakukan restocking ikan bilih. Jumlahnya 2.840 ekor pada tahun 2003, tapi populasinya sangat cepat hingga kini. Ukurannya lebih besar daripada aslinya,” paparnya.

Baca juga: Tingkatkan SDM Pengolah Ikan, Kementerian KP Latih Masyarakat Lampung

Lantaran Danau Toba sangat luas, ikan yang aslinya hanya bisa tumbuh sepanjang empat sampai enam sentimeter, bisa tumbuh menjadi 11 sentimeter.

Ia mengimbau untuk tidak melakukan restocking ikan nila dan ikan nonendemik di Danau Toba, karena jenis ikan tersebut bersifat invasif dan dapat merusak ekosistem dengan menghilangkan habitat ikan asli.

Adapun untuk mengembangkan konsep culture basic fisheries, yaitu penyebaran hasil-hasil pembenihan ke seluruh danau untuk dinikmati masyarakat, Kusdiantoro mendukung kegiatan menghilangkan keramba jaring apung.

Ia pun meminta masyarakat mengatur ukuran bubu dan alat tangkap supaya tidak menangkap ikan-ikan kecil.

Sementara itu, untuk memberi kesempatan agar ikan dapat bertelur, Kusdiantoro melarang masyarakat menangkap ikan di muara sungai. Sebab, saat akan bertelur, ikan akan berpindah ke area muara sungai.

Baca juga: Sambut Indonesia Emas 2045, Kementerian KP Siapkan Riset Sosial Ekonomi

Masyarakat juga dilarang keras untuk menggunakan alat tangkap yang merusak lingkungan, seperti bom, racun, potas, dan listrik.

“Kita jaga danau ini, karena bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat di sini. (Jika) kita jaga danau, maka kita akan hasilkan produksi yang melimpah,” tutur Kusdiantoro dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (12/10/2021).

Ia pun mengajak masyarakat agar menjaga habitat ikan-ikan lokal dan domestik yang berasal dari Danau Toba.

Sebab, aktivitas manusia di perairan umum seperti danau, dapat memberikan dampak negatif pula pada ikan, seperti kerusakan atau kehilangan habitat ikan, maupun punahnya keanekaragaman hayati ikan.

Untuk diketahui, beberapa faktor yang dapat memengaruhi penurunan populasi ikan, antara lain perubahan habitat, eksploitasi berlebih, introduksi ikan asing, pemanasan global, persaingan penggunaan air, dan pencemaran.

Baca juga: Sukseskan Perikanan Budidaya, Kementerian KP Gelar Pelatihan Pembesaran Nila Sistem Bioflok

"Kami melakukan restocking dengan dukungan dari Ketua Komisi IV DPR dan seluruh anggotanya, harapannya bisa dilakukan restocking di semua wilayah untuk melindungi ikan-ikan endemik yang terancam punah,” katanya.

Kusdiantoro memaparkan, pihaknya melakukan pengembangan dan reproduksi ikan menggunakan teknologi pengembangbiakan buatan.

“Ikan batak, ikan belida, ikan baung, dan ikan-ikan lainnya teknologinya sudah dikembangkan, bisa dilakukan untuk pemulihan sumber daya ikan," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com