JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengumumkan perkembangan kasus harian dan kasus kematian pasien setelah terinfeksi Covid-19.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Kamis (28/10/2021) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 723 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.242.532, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Informasi ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 kepada wartawan pada Kamis sore.
Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id dan laman Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan data Satgas, kasus baru Covid-19 tersebar di 32 provinsi. Penambahan tertinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 131 kasus baru.
Kemudian Jawa Barat mencatatkan 111 kasus baru, Jawa Tengah 88 kasus baru, Jawa Timur 71 kasus baru dan Yogyakarta 30 kasus baru.
Baca juga: UPDATE: Sebaran 723 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, DKI Jakarta Tertinggi
Sementara, ada dua provinsi yang tidak mengalami penambahan kasus, yaitu Maluku Utara dan Papua Barat.
Pasien sembuh dan meninggal dunia
Data yang sama menunjukkan bahwa ada penambahan kasus sembuh. Dalam sehari, jumlahnya bertambah 984.
Dengan demikian, jumlah kasus sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 4.086.759.
Akan tetapi, jumlah kasus kematian setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah.
Pada periode 27-28 Oktober 2021, ada 34 kasus kematian. Sehingga, kasus kematian akibat Covid-19 kini mencapai 143.333 terhitung sejak awal pandemi.
Dengan data tersebut, maka saat ini tercatat ada 12.440 kasus aktif Covid-19.
Selain itu, pemerintah juga mencatat bahwa kini terdapat 7.248 orang yang berstatus suspek.
Kemudian, sebanyak 259.541 spesimen diperiksa terkait Covid-19. Hingga kamis ini, total sebanyak 46.040.621 spesiman dari 7.868.682 orang sudah diperiksa.
Perkembangan vaksinasi
Terkait vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua mencapai 71.099.869 orang atau 34,14 persen dari target sasaran yang ditetapkan.
Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yakni sebanyak 116.620.281 orang atau 56 persen dari target sasaran yang ditetapkan.
Baca juga: UPDATE 28 Oktober: Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Capai 34,14 Persen
Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali.
Hal itu dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity terhadap penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.
Vaksinasi saja tak cukup
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat tetap waspada terhadap penularan Covid-19 sekalipun sudah divaksinasi.
Ia mengingatkan bahwa saat ini sejumlah negara yang angka vaksinasinya tinggi mengalami lonjakan kasus virus corona.
"Dari situasi global ini kita ambil pelajaran bahwa vaksinasi saja belum cukup, harus diimbangi dengan kepatuhan kita terhadap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan," kata Nadia dalam konferensi pers daring, Rabu (27/10/2021).
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) per 26 Oktober 2021, eskalasi tajam terjadi pada kasus baru Covid-19 dan angka kematian.
Beberapa negara yang melaporkan kasus tertinggi di dunia di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Turki, dan Ukraina.
Kenaikan kasus itu, kata Nadia, salah satunya disebabkan oleh pelonggaran pembatasan di berbagai sektor kegiatan. Bersamaan dengan itu, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan mengalami penurunan.
Baca juga: Lebih dari 305 Juta Vaksin Covid-19 telah Tiba di Indonesia
"Terutama terjadinya penurunan kepatuhan terhadap kesehatan, termasuk penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak," ungkap Nadia.
Sementara itu, meski tren penurunan kasus tengah terjadi di Indonesia, pemerintah mencatat masih ada 105 kabupaten/kota di Tanah Air yang justru mengalami kenaikan kasus.
Oleh karena itu, Nadia meminta masyarakat tidak lengah meski situasi pandemi di Tanah Air sudah menunjukkan perbaikan.
Ia mengingatkan bahwa semakin tinggi tingkat pergerakan masyarakat, semakin tinggi pula risiko interaksi dan penularan virus.
"Namun, sekali lagi risiko ini bisa kita minimalisasi jika sekali lagi kita semua patuh taat dan disiplin dan menjalankan protokol kesehatan serta tetap selektif dan bijak saat beraktivitas," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.