Mereka ditempa, dipersiapkan dan akan mendapat panggilan sejarah untuk memimpin nahdliyin satu dekade ke depan. Mereka adalah hasil kaderisasi PBNU pimpinan KH Hasyim Muzadi dan PBNU pimpinan KH Said Aqil Siradj.
Saifullah Ma'shum : November 1960
Lukman Hakim Saifuddin : November 1962
Ali Masykur Musa : September 1962
Imam Aziz : Maret 1962
A Halim Iskandar : Juli 1962
Saifullah Yusuf : Agustus 1964
An'im Falahuddin Mahrus : Juni 1964
Yahya Cholil Staquf : Februari 1966
Marzuqi Mustamar : September 1966
Amin Said Husni : Agustus 1966
Muhaimin Iskandar : September 1966
Khatibul Umam Wiranu : Februari 1966
Ulil Abshar-Abdalla : Januari 1967
Daftar asma-ur rijal kelahiran 1960-an ini panjang sekali. Bagi yang lahir 1960 ke atas, di muktamar ke-35, akan berumur kepala 6. Sudah tidak muda lagi untuk bisa maksimal menyetir roda organisasi.
Akan sulit bermanuver mengayomi jama'ah, dan tidak akan mudah membuat jam'iyah kompetitif. Kepemimpinan NU lima tahun ke depan, sebaiknya berada di tangan kader kelahiran 1960 ke bawah, yakni 1965 hingga 1969.
Mereka adalah komunitas anak muda NU yang akrab dengan gawai. Sangat menguasai ilmu angka-angka, statistik, diagram dan ilmu kelengkapan lainnya.
Sejumlah nama bahkan sudah terbukti sukses memimpin daerah. Standar sukses mereka tidak saja di tingkat lajnah, lembaga, dan badan otonom NU, tetapi sudah lintas sektoral.
Sebutlah Ir Abdullah Azwar Anas sebagai contoh. Tidak sedikit anak muda NU yang ambil peran politik, kenegaraan, dan keumatan.
NU Satu Abad akan berada di tangan mereka. Sudah ada sejumlah nama seperti di bawah ini:
Irsyad Yusuf : November 1970
Jazilul Fawaid : Desember 1971
Ahmad Fahrur Rozi : November 1971
Muhammad Hanif Dhakiri : Juni 1972
Abdul Malik Haramain : Mei 1972
Juri Ardiantoro : April 1974
Abdul Ghafur Maemun : Maret 1973
Abdullah Azwar Anas : Agustus 1973
Nusron Wahid : Oktober 1973
Nadirsyah Hosen : Desember 1973
Muhammad Yusuf Chudlori : Juli 1973
Abdul Kadir Karding : Maret 1973
Yaqut Cholil Qoumas : Januari 1975
Asrorun Ni’am Sholeh : Mei 1976
Abdul Ghofarrozin : Juli 1976.
Kader di bawah kelahiran 1970, sudah mulai mengintip. Yang paling terang adalah putra Mbah Kiai Maemun Zubair, yakni Gus Taj Yasin Maimoen yang lahir pada Juli 1983. Saat ini Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Nahdliyin dikenal sangat mengidolakan Umar bin Abdil Aziz. Tarikhnya dibaca sejak kelas sekolah dasar.
Saat memerintah, Umar yang berusia muda, antara 34-35 tahun, memperoleh pendampingan dari ulama senior, Fuqaha Madinah, terutama Said bin al-Musayyib, Al-Qasim bin Muhammad, Sulaiman bin Yasar, Urwah bin az-Zubair, Kharijah bin Zaid, Ubaidillah bin Abdullah, Abubakar bin Abdurrahman.
Kolaborasi tua muda ini terbukti sukses. Kisah suksesnya bak cerita Seribu Satu Malam. Rekam jejak ini di-taqlid dan di-itba' NU dalam mengelola organisasinya.
Maka, kita mengenal duet Gus Dur-KH Achmad Sidiq, KH Hasyim Muzadi-KH Sahal Mahfudz, dan KH Said Aqil Siradj-KH Ma'ruf Amin.
Ke depan, semoga Rois Aam Syuriyah tidak berduet dengan Ketua Umum Tanfidziyah yang sama-sama sepuh. Kita tunggu pasangan tua muda, bukan tua tua lagi. Wallaahu Waliyyut Taufiq. (*Ishaq Zubaedi Raqib | Keluar masuk arena Muktamar, Munas, dan Konbes NU. Dari Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, hingga Jombang, Jawa Timur, serta Munas dan Konbes NU Jakarta.)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.