Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

Khalifah dan Generasi Muda, Tua Muda vs Tua Tua di Muktamar NU

Kompas.com - 22/10/2021, 10:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Anda membayangkan ada nahdliyin tidak kenal nama KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Bisri Mustofa, KH RKH As'ad Syamsul Airifin, KH Abdullah Abbas, KH Ilyas Ruchiyat ? Apalagi Mbah KH Muhamad Khalil Bangkalan ?

Hampir tidak mungkin. Paling kurang, sepekan sekali nama-nama itu disebut dalam tahlilan.

Keberadaan asma-ur rijal berkonsekuensi pada terciptanya kepemimpinan. Kepemimpinan a la para ulama Ahlus Sunnah wal-Jama'ah dan lebih khas lagi Aswaja An Nahdliyah. Dari salafus shalih, NU mengambil model kaderisasi untuk terbangunnya regenerasi yang berujung suksesi yang manuthun bi al-maslahah, memenuhi kemaslahatan umat.

Baca juga: Jelang Muktamar NU, Perlukah Regenerasi Kepemimpinan PBNU?

Sahabat mengambil model kepemimpinan Nabi, yang lalu dilanjutkan oleh Tabi'in --para murid Sahabat. Para murid Sahabat membangun jaringan para Atba' Tabi'in.

Dalam kategori kibar (senior) Shohabah, ada Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan, dan termasuk anak muda: Ali bin Abi Thalib.

Dalam kibar Tabi'in, Imam Ibnu Hajar Asqalany menyebut nama Said bin Musyayyib. Kategori Al Wustho: Hasan Bashri, Muhammad bin Sirin. Sighorut Tabi'in: Qatadah bin Da'amah dan Ibnu Syihab az-Zuhri. Tabi'in termuda adalah angkatan Sulaiman bin Mihran al-A'masy.

Asma-ur Rijal 1950-an

Pada setiap kurun, NU selalu menyediakan kader dengan jumlah yang melimpah. Lihatlah ketika Gus Dur lengser, banyak kalangan cemas siapa penggantinya.

Tapi terbukti, satu lapis di bawah Gus Dur, sudah muncul nama KH A Hasyim Muzadi. Di era Gus Dur dan Kiai Hasyim Muzadi banyak nama muncul. Sebutlah Achmad Bagdja (DPA RI), M Rozy Munir (Menneg BUMN), Muhyiddin Arubusman (DPR RI).

Nama lain: Fahmi D Saifuddin, Cecep Syarifuddin, Manarul Hidayat, A Wahid Zaini, Mustafa Zuhad Mughni, Fajrul Falaakh, Endang Turmudi, Malik Madany dan lain-lain.

Mereka sudah purnatugas dan sebagian besar sudah mendahului kita. Bahkan, lapisan selanjutnya, para generasi saat ini, pergerakannya mulai terbatas karena faktor usia. Beberapa kader seangkatan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, sudah tidak lagi terlibat secara struktural.

Baca juga: Awalnya, Imam Syafiie adalah Maliki: HMI Vs PMII di Muktamar NU

Berikut ini sejumlah nama yang bisa disebut untuk mewakili kategori kibar alias senior di NU:

As’ad Said Ali : Desember 1949
Said Aqil Siradj : Juli 1953
Masdar Farid Mas’udi : 1954
M Maksum Machfoed : Juni 1954
Ali Maschan Moesa : Januari 1956
Andi Muawiyah Ramly : Oktober 1957
Mohammad Mahfud MD : Mei 1957
Masykuri Abdillah : Desember 1958
Mohammad Nuh : Juni 1959
Mutawakkil 'Alallah : April 1959
Nasaruddin Umar : Juni 1959
Mohammad Fajrul Falaakh : April 1959
------------------------------------

Asma-ur Rijal 1960-an:

Bila organisasi berjalan normal, semua alat-alat kelengkapannya bekerja sesuai tupoksi dan dilandasi "konsensus" muktamar, konbes dan munas alim ulama, maka urusan regenerasi, suksesi dan intikhobur rois, seharusnya adalah lumrah.

Nama-nama besar kelahiran 1950 an sudah boleh leluasa beranjak. Dari tingkat tanfidziyah yang operate, day to day, mekanistis, ke jenjang yang lebih direction, kebijakan, pengawasan, irsyadat, dan sumber moral di syuriyah.

Kemudi lokomotif secara estafet akan dipegang generasi NU kelahiran 1960-an. Gerbong ini memuat puluhan kader potensial, bahkan mungkin ratusan, hingga ke level wilayah dan cabang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com