JAKARTA, KOMPAS.com - Meski belum resmi, para kader Partai Gerindra sudah menyatakan kehendaknya agar ketua umum mereka Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, Partai Gerindra berpikir realistis dengan kembali mengajukan Prabowo, untuk maju sebagai capres.
"Saya kira Gerindra berpikir realistis dan tidak mau rumit soal pencapresan 2024," kata Adi saat dihubungi, Senin (11/10/2021).
Baca juga: Prabowo Diprediksi Maju Pilpres, PKB: Pasangan Muhaimin-Prabowo atau Prabowo-Muhaimin Dapat Terjadi
Adi berpendapat, ada dua hal yang menyebabkan itu. Pertama, Prabowo merupakan ketua umum Gerindra yang popultiras dan elektabilitasnya melampaui toko-tokoh lain.
Kedua, keikutsertaan Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 dapat menciptakan efek ekor jas kepada Gerindra, itu terbukti dari perolehan suara Gerindra pada Pemilu 2014 dan 2019 lalu.
"Dua variabel inilah yang saya kira secara signifikan bisa menjelaskan kenapa Gerindra ingin memajukan kembali Prabowo Subianto," ujar Adi.
Kendati memiliki eletabilitas yang paling tinggi di beberapa survei, prabowo memiliki catatan dua kekalahan dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Kompas.com merangkum perjalanan Prabowo dari Pilpres ke Pilpres. Berikut perjalanan Prabowo dari Pilpres ke Pilpres.
Perjalanan Prabowo di Pilpres dimulai sejak 2004. Prabowo maju dalam konvensi calon presiden Partai Golkar. Ia kalah. Konvensi dimenangkan Wiranto yang kemudian menjadi calon presiden dari Partai Golkar berpasangan dengan Salahuddin Wahid.
Baca juga: Kans Prabowo Setelah Dikabarkan Akan Maju Pilpres 2024...
Pada akhirnya, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla yang keluar sebagai pemenang.
Prabowo kembali mencoba peruntungan di Pilpres. Kali ini ia punya kendaraan sendiri, Partai Gerindra. Semula Prabowo berniat melenggang bersama Ketua Umum PAN kala itu Soetrisno Bachir yang digandengnya menjadi calon wakil presiden.
Namun, pasangan ini sudah layu sebelum berkembang karena tak mampu memenuhi persyaratan kursi dukungan.
Prabowo mengubah haluan dan berlabuh dalam koalisi bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.
Melalui perundingan yang alot, Prabowo akhirnya legawa dipasangkan sebagai calon wakil presiden. Namun, pasangan ini gagal meraih kemenangan. Pilpres saat itu dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono
Prabowo kembali maju. Kali ini, Partai Gerindra sudah tumbuh lebih besar dibandingkan pada 2009. Kursi Partai Gerindra meningkat pesat menjadi 73 kursi dari sebelumnya 26 kursi. Daya tawar Prabowo untuk menjadi calon presiden pun menjadi kuat.
Baca juga: Menilik Elektabilitas Prabowo Subianto dari Berbagai Survei...
Pada akhirnya, Prabowo pun berhasil menjadi calon presiden dan menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa. Pasangan ini juga didukung oleh Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Partai Persatuan Pembangunan.
Namun, lagi-lagi Prabowo menelan kekalahan. Pasangan Prabowo-Hatta harus mengakui keunggulan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla menjadi pemenang dengan memperoleh suara sebanyak 53,13 persen. Sementara pasangan Prabowo-Hatta memperoleh 46,84 persen.
Tahun ini, Prabowo kembali maju dan kembali menantang Jokowi sebagai petahana. Prabowo menggandeng Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Keduanya resmi mendaftarkan diri ke KPU pada Jumat (10/3/2018) siang. Pasangan ini diusung oleh empat partai, yakni Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS dan PAN.
Prabowo-Sandiaga head to head dengan pasangan Joko Widodo selaku petahana yang menggandeng Ma'ruf Amin sebaga wakilnya. Lagi-lagi Prabowo kalah.
Baca juga: Majukan Prabowo Jadi Capres 2024, Gerindra Dinilai Tak Mau Rumit
Jumlah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen suara, sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara. Selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.