Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Indonesia Jadi Pusat Vaksin Global, Anggota Komisi IX Harap Ada Manfaat bagi Bidang Farmasi

Kompas.com - 21/09/2021, 18:48 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mendukung pemerintah yang sedang melakukan pembicaraan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar Indonesia dapat menjadi salah satu pusat vaksin global.

Menurut Netty, hal ini merupakan langkah positif dan patut didukung mengingat status Indonesia sebagai negara menengah dan berkembang yang masih membutuhkan banyak vaksin.

"Pemerintah harus melakukan upaya serius dan sungguh-sungguh agar Indonesia dipilih sebagai salah satu pusat produksi vaksin global oleh WHO," kata Netty dalam keterangannya, Selasa (21/9/2021).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, Indonesia sangat tepat dijadikan pusat produksi vaksin.

Baca juga: Dosis Kecil Vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech Aman untuk Anak di Bawah 11 Tahun

Netty berpandangan, Indonesia akan mendapatkan manfaat sebagai salah satu pusat vaksin global, terutama di bidang farmasi.

"Dengan dijadikannya Indonesia sebagai pusat produksi vaksin global, maka diiharapkan terjadi transfer teknologi ke negara berkembang, khususnya di bidang farmasi. Selain itu, stimulasi infrastruktur kesehatan juga akan berkembang," jelasnya.

Ketua Tim Covid-19 Fraksi PKS DPR ini mengatakan, apalagi sempat terjadi ancaman hambatan pasokan vaksin dari negara maju produsen vaksin ke negara berkembang melalui fasilitas Covax (Covid-19 Vaccines Global Acces) dan AVAT yang dapat merugikan negara berkembang.

Ia pun berpandangan, pada masa pandemi terlihat jelas ketimpangan infrastruktur kesehatan antara negara berkembang dan negara maju.

"Hal ini berdampak pula pada ketidakadilan akses dan distribusi vaksin global. Banyak negara berkembang yang kesulitan mendapatkan vaksin, sementara negara maju justru surplus vaksin karena bisa produksi sendiri," tuturnya.

Baca juga: Wapres Sebut Pemerintah Punya Target Bisa Mandiri Produksi Vaksin Covid-19

Selain itu, Netty menilai Indonesia juga cocok dijadikan pusat produksi vaksin global lantaran cuaca yang stabil.

Ketua DPP PKS itu menjelaskan, kondisi cuaca di Indonesia tersebut membuat dunia tidak perlu khawatir soal perubahan cuaca yang tidak terprediksi atau ekstrem.

"Kondisi alamiah ini tentu dapat dijadikan nilai tawar di hadapan WHO," nilai dia.

Oleh karena itu, Netty menilai pemerintah perlu berstrategi agar peluang-peluang tersebut tidak hilang.

Sebab, menurutnya Indonesia sudah memenuhi syarat untuk menjadi pusat produksi vaksin global.

"Apabila peluang ini lepas, maka kita akan merugi. Bukan soal hitungan kerugian material, tapi yang lebih penting adalah hilangnya kesempatan membangun kemandirian di bidang farmasi," pungkasnya.

Baca juga: Puan Sebut Indonesia Akan Terima Banyak Manfaat Bila Jadi Pusat Vaksin Global

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com