Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wildan Hakim
Peneliti dan Dosen

Wildan Hakim, Peneliti di Institut Riset Indonesia (INSIS), Dosen di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia.

Perempuan dan Regenerasi Kepemimpinan Nasional 2024

Kompas.com - 19/09/2021, 20:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kelima faktor dasar itu adalah budaya patriarki, pertalian keluarga, kelas sosial, konteks sejarah, dan sistem pemilihan umum.

Politik merupakan medan perjuangan bagi seorang Megawati. Meski budaya patriarki di negeri ini masih terbilang kuat, Megawati terbukti bertahan di tengah dominasi politikus laki-laki.

Ini terkait erat dengan sosok Mega sebagai putri Bung Karno. Massa PDI Perjuangan diikat kuat dengan identitas putri proklamator.

Di sini, Megawati menerima takdirnya sebagai putri presiden yang kemudian menempatkannya pada kelas sosial tertentu.

Baca juga: Rezim Soekarno, Soeharto, dan 20 Tahun Reformasi, dalam Hal Ekonomi

Pada tahapan berikutnya, konteks sejarah—yakni jatuhnya pemerintahan Soeharto yang diikuti dengan perubahan sistem pemilihan umum di Indonesia—membuka peluang bagi Megawati untuk menjadi presiden.

Setiap peristiwa politik pasti dipengaruhi oleh konteks sejarah yang menuntut adanya perubahan pada titik tertentu.

Menanti pilihan Megawati

Sepanjang Pemilu 1999, 2004, dan 2009, Megawati menjadi satu-satunya politikus perempuan yang berkontestasi untuk menjadi Presiden RI.

Tampilnya Megawati sebagai capres dalam Pilpres 2004 dan 2009 membuktikan kuatnya keteguhan sosok perempuan yang berkarier sebagai politikus.

Tentu, beban mental yang dirasakan Megawati tidaklah ringan.

Pada Pilpres 2004, istri Taufiq Kiemas itu diharuskan bersaing ketat dengan sejumlah tokoh politik yang menjadi bagian penting dari Orde Baru. Di antara mereka ada Susilo Bambang Yudhoyono, Wiranto, dan Agum Gumelar.

Namun, pada 2009, Megawati justru berpasangan dengan Prabowo Subianto yang pernah menjadi menantu Soeharto.

Langkah-langkah politik mbak Mega—panggilan Megawati—memperlihatkan keluwesan sekaligus kepraktisan dalam memilih pasangan cawapres.

Pada 2004, Megawati berpasangan dengan Kiai Hasyim Muzadi. Lalu, pada 2009, Mega berpasangan dengan Prabowo yang berlatar belakang militer.

Baca juga: 25 Tahun Kudatuli: Peristiwa Mencekam di Kantor PDI

Meski disibukkan dengan aktivitas politik yang menggerus energi, Megawati terhitung sukses mengelola urusan rumah tangganya bersama Taufiq Kiemas yang juga berkarier sebagai politikus.

Keharmonisan rumah tangga ini menjadi modal sangat penting bagi seorang tokoh publik perempuan.

Dalam catatan Tri Marhaeni Pudji Astuti (2008), budaya patriarki menuntut politikus perempuan di Indonesia tidak punya cedera di mata publik.

Sebaliknya, politikus laki-laki mendapatkan perlakuan yang berbeda. Andai ada politikus laki-laki yang rumah tangganya tidak harmonis, kesalahan tidak langsung ditujukan kepada si politikus.

Kini, menjelang regenerasi kepemimpinan nasional 2024, terlihat sudah ada empat nama yang sedang membangun popularitas, baik di jagat maya maupun di jagat nyata. Mereka adalah Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Muhaimin Iskandar.

Tiga nama terakhir menjabat sebagai ketua umum parpol. Artinya, mereka berpeluang besar disodorkan namanya baik sebagai capres maupun cawapres.

Ketua DPR Puan Maharani (kanan) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) pidato pengantar dalam rangka Sidang Bersama DPR-DPD di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Sidang Tahunan kali ini dihadiri oleh anggota MPR/DPR/DPD secara fisik dan virtual akibat pandemi Covid-19.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Ketua DPR Puan Maharani (kanan) didampingi Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) pidato pengantar dalam rangka Sidang Bersama DPR-DPD di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Sidang Tahunan kali ini dihadiri oleh anggota MPR/DPR/DPD secara fisik dan virtual akibat pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com