JAKARTA, KOMPAS.com - Ali Kalora, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas dalam baku tembak antara Satuan Tugas Mandago Raya dan kelompok tersebut di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021).
Selain Ali Kalora, salah satu anggota kelompok tersebut, Jaka Ramadhan, juga dikabarkan tewas dalam baku tembak yang berlangsung pada pukul 17.20 Wita.
Mengutip Tribunnews, lokasi penembakan Ali Kalora berada kurang lebih sekira 5 km dari TKP Buana Sari, lokasi tewasnya anggota MIT Poso bernama Abu Alim.
Di TKP, aparat menemukan barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16, satu bom tarik, 1 bom bakar dan sejumlah perlengkapan lainnya.
Baca juga: Teroris Poso Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tewas dalam Baku Tembak
Dalam Kompas.tv disebutkan Ali Kalora lahir pada 30 Mei 1981 di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Nama asli Ali Kalora adalah Ali Ahmad. Namun, ia lebih dikenal sebagai Ali Kalora. Nama Kalora disematkan merujuk pada desa tempat ia dilahirkan.
Ali memiliki seorang istri berinisial L alias Ummu Syifa. Istrinya telah ditangkap oleh tim Densus 88 di Jembatan Puna, Kasiguncu, Poso Pesisir Selatan, Sulawesi Tengah, pada 29 Juli 2020.
Setelah ditangkap, istrinya kemudian ditetapkan sebagai tersangka karena merahasiakan keberadaan kelompok MIT. Ia dijerat dengan Pasal 15 jo Pasal 7 dan Pasal 13 huruf C UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU Antiterorisme) dengan ancaman pidana penjara paling lama seumur hidup.
Baca juga: Sosok Ali Kalora, Pemimpin Kelompok Teroris Poso yang Dikabarkan Tewas
Ali Kalora telah menjadi pemimpin kelompok MIT sejak tahun 2016. Ia merupakan pemimpin ketiga di kelompok tersebut. Saat itu, ia menggantikan Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala pada Juli 2016.
Awalnya, Ali memimpin kelompok MIT bersama Basri. Namun, setelah Basri ditangkap, Ali Kalora dijadikan sebagai target utama dari Operasi Tinombala.
Sebelum menjadi pimpinan MIT, Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok MIT. Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin MIT.
Ali disebutkan memiliki keahlian merakit bom. Dalam beberapa kali baku tembak, anggota Satuan Tugas Madago Raya menemukan bom lontong di lokasi baku tembak. Sejumlah bom lontong diledakkan Satgas Madago Raya, beberapa waktu lalu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.