Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2021, 11:43 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ali Kalora, pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas dalam baku tembak antara Satuan Tugas Mandago Raya dan kelompok tersebut di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021).

Selain Ali Kalora, salah satu anggota kelompok tersebut, Jaka Ramadhan, juga dikabarkan tewas dalam baku tembak yang berlangsung pada pukul 17.20 Wita.

Mengutip Tribunnews, lokasi penembakan Ali Kalora berada kurang lebih sekira 5 km dari TKP Buana Sari, lokasi tewasnya anggota MIT Poso bernama Abu Alim.

Di TKP, aparat menemukan barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16, satu bom tarik, 1 bom bakar dan sejumlah perlengkapan lainnya.

Baca juga: Teroris Poso Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tewas dalam Baku Tembak

Profil Ali Kalora

Dalam Kompas.tv disebutkan Ali Kalora lahir pada 30 Mei 1981 di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Nama asli Ali Kalora adalah Ali Ahmad. Namun, ia lebih dikenal sebagai Ali Kalora. Nama Kalora disematkan merujuk pada desa tempat ia dilahirkan.

Ali memiliki seorang istri berinisial L alias Ummu Syifa. Istrinya telah ditangkap oleh tim Densus 88 di Jembatan Puna, Kasiguncu, Poso Pesisir Selatan, Sulawesi Tengah, pada 29 Juli 2020.

Setelah ditangkap, istrinya kemudian ditetapkan sebagai tersangka karena merahasiakan keberadaan kelompok MIT. Ia dijerat dengan Pasal 15 jo Pasal 7 dan Pasal 13 huruf C UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (UU Antiterorisme) dengan ancaman pidana penjara paling lama seumur hidup.

Baca juga: Sosok Ali Kalora, Pemimpin Kelompok Teroris Poso yang Dikabarkan Tewas

Ali Kalora telah menjadi pemimpin kelompok MIT sejak tahun 2016. Ia merupakan pemimpin ketiga di kelompok tersebut. Saat itu, ia menggantikan Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala pada Juli 2016.

Awalnya, Ali memimpin kelompok MIT bersama Basri. Namun, setelah Basri ditangkap, Ali Kalora dijadikan sebagai target utama dari Operasi Tinombala. 

Sebelum menjadi pimpinan MIT, Ali Kalora merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok MIT. Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin MIT.

Ali disebutkan memiliki keahlian merakit bom. Dalam beberapa kali baku tembak, anggota Satuan Tugas Madago Raya menemukan bom lontong di lokasi baku tembak. Sejumlah bom lontong diledakkan Satgas Madago Raya, beberapa waktu lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Nasional
Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Nasional
Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Nasional
Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Nasional
RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

Nasional
Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perusahaan Lain yang Tengah Dibidik

Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perusahaan Lain yang Tengah Dibidik

Nasional
Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Nasional
Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com