Menyamar sebagai warga lokal
Ridlwan Habib, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia saat wawancara dengan BBC Indonesia pada Rabu (2/1/2019), mengatakan Ali memiliki kemampuan bertahan hidup dalam pelarian.
Dengan logistik yang terbatas, Ali Kalora bisa menjadi apa saja. Ia bisa menyamar menjadi warga lokal, bahkan petani untuk menghindar dari kejaran aparat TNI-polisi.
Pada awal tahun 2019, polri kemudian mengultimatum Ali Kalora Cs. Jika hingga tanggal 29 Januari 2019 kelompok MIT pimpinan Ali Kalora Cs tidak menyerahkan diri, tim gabungan TNI-Polri yang akan melakukan tindakan represif. Namun, sayang hal itu tidak diindahkan oleh Ali Kalora Cs.
Baca juga: Polri Ultimatum Ali Kalora Cs Menyerahkan Diri Sebelum 29 Januari 2019
Ali Kalora Cs pernah disebut ingin menyerahkan diri setelah terluka usai kontak senjata dengan anggota Satuan Tugas Madago Raya pada 22 Maret 2021. Namun, rencana itu batal karena dihalangi kelompok Qatar.
Adapun Qatar adalah kelompok MIT lainnya di Poso yang memiliki empat orang anggota, yaitu Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh, Askas alias Jadi alias Pak Guru, dan Jaka aka Ramadan alias Ikrima alias Rama.
"Mereka (kelompok Ali Kalora) itu sebenarnya sudah mau turun kampung dan mau menyerah. Jadi yang mau menyerah itu Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang," kata Farid yang juga Wakil Penanggung Jawab Komando Operasi Madago Raya di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/5/2021).
"Dua bulan lalu, ketika Ali Kalora menyatakan akan menyerah, Qatar yang justru menghalangi keinginannya," lanjut Farid.
Baca juga: Sulitnya Aparat Buru Ali Kalora dkk di Tengah Kendala Geografis...
Sebelumnya, polisi pernah mengakui kesulitan mencari Ali Kalora Cs. Aparat kepolisian menuturkan, kendala yang dihadapi adalah faktor geografis atau kondisi alam.
Selama ini, Ali Kalora Cs bergerak di wilayah pegunungan dengan ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut. Rentang wilayah pergerakan kelompok itu antara Poso, Parigi Moutong, dan Sigi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono menuturkan, area tersebut juga merupakan hutan yang lebat. Kondisi itu menyebabkan anggota kelompok MIT mudah menyembunyikan diri.
Maka dari itu, Awi mengatakan, aparat harus menyusuri berbagai jalan tikus di dalam hutan tersebut.
Baca juga: Kelompok Ali Kalora Cs Sempat Ancam Warga Minta Perbekalan
Di sisi lain, kelompok MIT disebut sangat menguasai medan. Menurut Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, Ali Kalora merupakan mantan penebang kayu sehingga menguasai jalur di dalam hutan.
Namun, polisi mengatakan bahwa kelompok tersebut sudah terdesak karena kehabisan bekal.
Maka dari itu, anggota kelompok MIT meneror masyarakat, meminta makanan, mencuri, atau merampok dengan kekerasan hingga pembunuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.