Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Median Ungkap Banyak Masyarakat Mau Divaksin Covid-19 Agar Bisa ke Mal hingga Bekerja

Kompas.com - 09/09/2021, 20:25 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median) bersama Party Watch Institute menunjukkan, sebagian besar masyarakat yang bersedia divaksinasi Covid-19 lantaran ingin bisa kembali beraktivitas.

“Ternyata banyak juga yang ingin divaksin itu supaya mereka bisa beaktivitas di ruang publik, bisa ke mal, naik kereta, naik pesawat, bisa kerja,” ucap Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun dalam konferensi pers virtual, Kamis (9/9/2021).

Survei menunjukkan 54,3 persen responden bersedia untuk divaksin. Sementara, 45,7 persen tidak bersedia divaksin.

Ada berbagai alasan yang membuat masyarakat bersedia divaksin. Misalnya, 22,2 persen menganggap vaksinasi dapat membuat mereka tidak terkena Covid-19.

Selanjutnya, ada 15,4 persen masyarakat yang mau divaksin agar mereka bisa memiliki sertifikat vaksin sebagai persyaratan dari berbagai aktivitas di masa pandemi.

Baca juga: Hasil Survei Median Ungkap Masih Ada 45,7 Persen Masyarakat yang Tak Mau Divaksin Covid-19

“Ini kan sebenarnya alasan yang involuntary, jadi tidak sukarela karena terpaksa ke ruang publik dia harus divaksin tapi nggak ada masalah lah menurut saya,” kata Rico.

Alasan lainnya, 9,6 persen responden mau divaksin karena ingin mempunyai imunitas yang lebih kuat. Lalu 5,5 persen mengikuti anjuran pemerintah.

Selanjutnya, 5 persen karena membuat dirinya tidak bergejala parah saat terkena Covid-19, 1,6 persen mau divaksin untuk melindungi orang lain, dan 0,6 persen lainnya ingin membentuk herd immunity.

Sementara itu, mayoritas alasan masyarakat yang menolak vaksin Covid-19, di antaranya takut ada efek samping yakni sekitar 10 persen dari responden.

Sekitar 8,2 persen menolak karena melihat ada yang sakit dan meninggal dunia setelah vaksinasi Covid-19. Sebanyak 8 persen tidak mau karena masih bisa terkena Covid-19 meski sudah divaksin.

Selanjutnnya, 7,5 persen karena selama ini tidak tidak terpapar Covid-19. Lalu 3,5 persen masih meragukan vaksin Covid-19 dan 3,1 persen tidak mau karena menilai vaksin dari China.

Baca juga: Survei Median: Masyarakat Anggap Waktu Terbaik PTM Saat Semua Guru dan Siswa Sudah Divaksinasi

Sebanyak, 2,1 persen menilai vaksin bagian dari konspirasi, lalu 1,3 persen takut jarum suntik. 0,3 persen karena sedang hamil dan 0,3 persen sedang masa menyusui.

Kemudian, 0,3 persen lainnya menilai efektivitasnya rendah. Terakhir, 0,1 persen tak mau divaksin karena belum jelas kehalalannya.

“Yang penting sebenarnya dari ini, kita bisa melihat bahwa perlunya edukasi publik yang masif gitu ya,” ujar Rico.

Survei ini dilakukan kepada 1.000 responden berusia di atas 17 tahun yang dipilih secara random dengan teknik Multistage Random Sampling pada periode 19-26 Agustus 2021.

Survei juga disebut memiliki margin of error sebesar +/- 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com