Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penerbang yang Evakuasi WNI dari Afghanistan: Siapkan 3 Skenario Terburuk

Kompas.com - 29/08/2021, 12:29 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mayor Penerbang Mulyo Hadi tengah bercengkrama bersama keluarganya saat tiba-tiba mendapatkan perintah tugas untuk menjalankan misi negara, Senin (16/8/2021) lalu.

Tidak tanggung-tanggung, ia diminta terbang ke Afghanistan yang diketahui baru saja dikuasai oleh kelompok Taliban, dalam rangka melakukan misi penyelamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sana.

Hadi pun bergegas. Sebab, waktunya untuk mempersiapkan segala sesuatunya terbilang singkat. Tanggal 18 Agustus, atau dua hari setelah menerima perintah itu, ia harus bertolak ke Kabul.

“Saya sedang berada di rumah. Istri dan anak-anak langsung mengetahuinya,” cerita penerbang Skadron Udara 17 TNI Angkatan Udara itu seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Perasaan Hadi pun berkecamuk. Di satu sisi ia bangga mendapat kepercayaan untuk menjalankan misi penyelamatan itu.

Baca juga: Menlu Bertemu Perwakilan Taliban di Doha, Ingatkan agar Afghanistan Tak Jadi Sarang Teroris

Namun di sisi lain, ia khawatir, lantaran kondisi bandara atau lokasi penjemputan dikabarkan belum kondusif.

“Karena dari berita yang ada di media-media bahwa kondisi di Afghanistan terutama di Bandara Hamid Karzai Kabul masih bergejolak dan dipenuhi massa yang ingin pergi ke luar dari negara Afghanistan,” ungkap dia.

Koordinasi dengan anggota Skadron 17 pun dilakukan agar persiapan maksimal bisa dilakukan.

Para anggota Skadron 17 pun mulai bertugas. Ada yang menyiapkan perizinan flight clearence, pengisian bahan bakar, sampai ground handling di negara-negara yang hendak dilewatai.

Tak sampai di sana. Koordinasi dengan tim satgas evakuasi WNI langsung dilakukan guna mempersiapkan adanya skenario terburuk yang mungkin terjadi dalam misi kemanusiaan itu.

Baca juga: Indonesia Dorong Kepastian Perlindungan dan Jaminan HAM di Afghanistan

“Kami sebagai kru pesawat sudah melaksanakan briefing tersendiri dalam menghadapi skenario terburuk (jika) kita tidak bisa mendarat di Bandara Kabul,” paparnya.

Tiga skenario, lanjut dia, sudah dipersiapkan untuk menghadapi situasi paling buruk pada misi itu.

“Dengan missed approach procedure atau pembatalan pendaratan yang terbagi dalam tiga skenario go around, wave off, dan bulk landing,” imbuhnya.

Diketahui akhirnya misi yang dijalankan Hadi dan seluruh anggota Skadron 17 TNI AU berhasil dilakukan dengan membawa pulang 26 WNI yang tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa misi dilakukan secara rahasia dan penuh kehati-hatian karena situasi di Afghanistan yang belum kondusif pasca pemerintahannya dikuasai oleh Taliban.

Baca juga: Indonesia Dorong Perdamaian di Afghanistan Melalui Proses Rekonsiliasi

Retno menceritakan awalnya misi tersebut akan dilakukan dengan menggunakan pesawat sipil. Namun akibat perubahan situasi di Kabul, akhirnya pemerintah memutuskan untuk menggunakan pesawat Boeing 737-400 yang bermarkas di Skadron udara 17 dengan callsign “Kencana Zero Four”.

Pesawat itu melakukan misi penyelamatan dengan rute Jakarta-Aceh-Colombo-Karachi-Islamabad-Kabul.

Selain membawa para WNI, pesawat itu juga mengangkut tujuh Warga Negara Asing (WNA) yang terdiri atas lima warga Filipina dan dua warga Afghanistan.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Kisah Mayor Penerbang Mulyo Hadi Evakuasi WNI dari Afghanistan: Antara Bangga dan Khawatir"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com