Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Selebaran dan Mural di Berbagai Daerah, Ada Apa?

Kompas.com - 23/08/2021, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada hari yang sama, selebaran lain beredar di Cileduk, Tangerang, Banten. Tulisannya "Wabah Sebenarnya adalah Kelaparan".

Selebaran yang sama dengan Cileduk juga beredari di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, beberapa hari kemudian.

Mural dan selebaran itu kemudian dihapus oleh Satpol PP. 

Soal pro-kontra penghapusan kita bisa berbicara panjang. Pertanyaannya, apakah ada "dalang" yang sama di balik aksi mural dan selebaran ini?

Siapa di belakang mural dan selebaran?

Politisi PDI Perjuangan yang juga Praktisi Hukum Henry Yosodiningrat mengungkapkan kecurigaannya.

"Saya memperkirakan kalau melihat dari bentuk-bentuk, bahasanya, saya melihat ada intellectual man behind the screen."

Menurut Henry, aksi mural dan selebaran ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Katanya lapar tapi bisa membiayai membuat tulisan seperti itu," ungkap Henry.

Menanggapi Henry, aktivis hak asasi manusia Haris Azhar mengatakan, aksi mural itu biasa saja. Tidak ada yang istimewa.

"Dalam dunia seni ada tren. Tren soal penggunaan catnya, warnanya, hingga bahasanya. Jadi, jangan diartikan berlebihan," kata Haris.

Henry dan Haris mengungkapkan pandangannya di program AIMAN yang tayang setiap Senin pukul 20.00 di Kompas TV.

Haris justru khawatir dengan respons penghapusan mural oleh aparat pemerintah. Menurutnya, itu membayakan kebebasan berekspresi.

Terlepas dari alasan dikhawatirkan atau tidak, mural adalah bagian dari ekspresi masyarakat. Disampaikan dengan seni dan sebagian juga disampaikan dengan bahasa yang tinggi (high context communications).

Upaya klandestin atau bukan?

Memang sulit untuk membuktikan apakah mural ini bagian dari skenario untuk menggerakkan massa atau tidak. Juga sulit membuktikan apakah ini terkait upaya klandestin dari pihak tertentu. 

Tapi yang jelas, saat ini banyak masyarakat yang memang sedang mengalami himpitan ekonomi karena pandemi. Pemerintah perlu konsisten menjalankan program-program sosial membantu masyarakat.  

Program-program sosial yang sedang dijalankan pemerintah adalah bantuan sosial tunai, program keluarga harapan, subsidi gaji, berbagai kemudahan bagi usaha kecil dan menengah, serta insentif bagi sejumlah sektor usaha. 

Ada mural atau tidak ada mural, program-program itu harus terus konsisten dilakukan. Anjing menggonggong kafilah berlalu.

Jadi, tak perlu risau berlebihan. Anggap saja cubitan sayang ketimbang mencari kambing hitam.

Saya Aiman Witjaksono.
Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com