Dua kali kasus hukum
Sebelumnya, Jerinx juga pernah ditetapkan sebagai tersangka terkait Covid-19. Kasus itu berawal saat Jerinx mengunggah tulisan yang menyebut IDI sebagai kacung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 13 Juni 2021 di akun media sosialnya.
"Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan Rumah sakit dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan tes Covid-19. Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur, kenapa dipaksakan? Kalau hasil tes-nya bikin stres dan menyebabkan kematian pada bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab," tulis Jerinx di akun Instagramnya.
Ia juga menulis, "Bubarkan IDI! Saya gak akan menyerang kalian @ikatandokterindonesia sampai ada penjelasan perihal ini."
Baca juga: Kasus IDI Kacung WHO, Jerinx: Semoga Hakim Memberi Putusan Seadilnya
Pada 16 Juni 2020, Jerinx dilaporkan ke pihak berwajib oleh Ketua IDI Bali I Gede Suteja terkait unggahan tersebut. Kemudian pada 6 Agustus 2020, Jerinx memenuhi panggilan kedua sebagai saksi, setelah sempat mangkir pada pemeriksaan pertama.
Setelah itu, Polda Bali menetapkan Jerinx sebagai tersangka kasus ujaran kebencian. Saat itu, ia dijerak dengan Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Setelah menjadi tersangka, Jerinx ditahan di Rutan Polda Bali. Ia menjalani sidang pertama pada 10 September 2020. Saat itu, ia sempat walk out karena sidang kasusnya digelar secara daring atau online karena pandemi Covid-19.
Protes juga dilayangkan oleh sejumlah pendukungnya yang mengadakan demonstrasi. Majelis hakim akhirnya mengabulkan keinginan Jerinx untuk menggelar sidang secara tatap muka.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Unggahan Jerinx IDI Kacung WHO Berujung Vonis 1 Tahun 2 Bulan
Saat agenda tuntutan pada 3 November 2020, JPU menuntut Jerinx tiga tahun penjara. Hal memberatkan adalah ia dianggap tak menyesali perbuatannya dan telah melakukan walk out saat sidang.
Perbuatan Jerinx juga dinilai meresahkan masyarakat dan melukai perasaan seluruh dokter yang bertugas dalam menangani Covid-19.
Sementara hal yang meringankan, Jerinx mengakui perbuatannya dan terdakwa masih muda sehingga masih bisa dibina.
Penasehat Hukum Jerinx, Teguh Sugeng Santoso, menilai tuntutan yang dibacakan JPU tidak sesuai dengan fakta persidangan. Hal itu juga membuat Jerinx emosi.
"Saya lucu melihatnya, dari pihak IDI Pusat, IDI Bali, mereka semua bilang tidak ingin memenjarakan saya. Jadi siapa sebenarnya yang ingin memenjarakan saya? Saya ingin tahu orangnya siapa yang ingin memenjarakan saya dan ingin memisahkan saya dengan istri saya," ujar Jerinx usai persidangan.
Baca juga: Kejati Bali Persilakan Jerinx Banding jika Tidak Menerima Vonis