Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zona Merah di Jawa-Bali Meningkat meski Ada PPKM Darurat

Kompas.com - 22/07/2021, 13:40 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan PPKM Darurat di Jawa-Bali yang diterapkan oleh pemerintah sejak 3 hingga 20 Juli 2021, nyatanya tidak menurunkan jumlah zona merah Covid-19.

Justru sebaliknya, selama penerapan PPKM Darurat, jumlah zona merah di Jawa-Bali meningkat.

Berdasarkan catatan Kompas.com, pada 4 Juli 2021 tercatat ada 69 kabupaten/kota yang mengalami zona merah di Jawa-Bali.

Baca juga: Jakarta Sedang Tidak Baik-baik Saja, Ini Sebaran Zona Merah di DKI

Kemudian pada 11 Juli 2021 meningkat menjadi 84 kabupaten/kota. Namun, pada 18 Juli 2021, kembali bertambah menjadi 105 kabupaten/kota.

Di bawah ini data zona merah di 7 provinsi di Jawa-Bali sejak 4 hingga 18 Juli 2021:

1. DKI Jakarta

Sejak tanggal 4 hingga 18 Juli 2021, ada 5 kabupaten/kota yang mengalami zona merah.

2. Banten

  • 4 Juli 2021:  3 kabupaten/kota zona merah
  • 11 Juli 2021: 3 kabupaten/kota zona merah
  • 18 Juli 2021: 7 kabupaten/kota zona merah

3. Jawa Barat

  • 4 Juli 2021: 15 kabupaten/kota zona merah
  • 11 Juli 2021: 20 kabupaten/kota zona merah
  • 18 Juli 2021: 21 kabupaten/kota zona merah

Baca juga: Sebaran 180 Zona Merah di Indonesia Data 18 Juli 2021, Jawa Timur Paling Banyak

4. Jawa Tengah

  • 4 Juli 2021: 20 kabupaten/kota zona merah
  • 11 Juli 2021: 28 kabupaten/kota zona merah
  • 18 Juli 2021: 29 kabupaten/kota zona merah

5. D.I Yogyakarta

Sejak tanggal 4 hingga 18 Juli 2021, ada 5 kabupaten/kota yang mengalami zona merah.

6. Jawa Timur

  • 4 Juli 2021: 20 kabupaten/kota zona merah
  • 11 Juli 2021: 19 kabupaten/kota zona merah
  • 18 Juli 2021: 33 kabupaten/kota zona merah

7. Bali

  • 4 Juli 2021: 1 kabupaten/kota zona merah
  • 11 Juli 2021:  4 kabupaten/kota zona merah
  • 18 Juli 2021:  5 kabupaten/kota zona merah

Baca juga: Kota Bogor Mau Terapkan Lagi Ganjil Genap, Pengawasan di RW Zona Merah Diperketat

Jokowi klaim kasus Covid-19 turun selama PPKM Darurat

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim PPKM Darurat Jawa-Bali berhasil menekan laju kasus penularan Covid-19 dan angka keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit. 

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers daring, Selasa, 20 Juli 2021.

"Alhamdulillah, kita bersyukur, setelah dilaksanakan PPKM Darurat, terlihat dari data, penambahan kasus dan kepenuhan bed rumah sakit mengalami penurunan," ujar Jokowi.

Pemerintah, kata Jokowi, akan terus memantau dinamika di lapangan, dan mendengar suara-suara masyarakat terdampak PPKM Darurat.

"Jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," katanya.

Baca juga: Jokowi: PPKM Darurat Mau Tak Mau Harus Dilakukan

Kasus harian Covid-19 turun karena testing berkurang

Memang benar kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. Sayangnya, penurunan kasus tersebut terjadi seiring dengan menurunnya jumlah tes Covid-19 di Indonesia.

Pekan lalu, atau sejak Rabu (14/7/2021) hingga Sabtu (17/7/2021), penambahan kasus harian Covid-19 selalu melewati angka 50.000. Jumlah testing pada hari-hari itu juga tak kurang dari 240.000 spesimen.

Kasus terlihat turun dan tak lagi melewati 50.000 mulai pada Minggu (18/7/2021). Bahkan beberapa hari belakangan kurang dari 35.000 seiring dengan anjloknya testing.

Baca juga: Penurunan Kasus Covid-19 Seiring Anjloknya Jumlah Testing

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman juga mengatakan bahwa  penurunan kasus Covid-19 di Indoensia jelas disebabkan oleh jumlah pemeriksaan spesimen yang menurun.

"Kita belum melewati puncak pandemi, penurunan kasus itu di tengah penurunan jumlah testing dan positvity rate yang meningkat. Jadi tidak mencerminkan adanya penurunan sebetulnya," ujar Dicky saat dikonfirmasi, Senin (19/7/2021).

Menurut Dicky, situasi tersebut justru menunjukkan kemungkinan jumlah kasus positif di masyarakat yang belum banyak terdeteksi.

"Sekali lagi prediksi puncak kita masih di akhir Juli ini, bahkan sampai awal Agustus. Karena itulah kita harus meningkatkan respons strategi," kata Dicky.

Baca juga: Epidemiolog: Kasus Harian Covid-19 Turun karena Testing Berkurang

Menurutnya, upaya pemeriksaan atau testing, pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) harus dimaksimalkan.

Selain itu, protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 harus dijalankan dengan konsisten.

"Saat ini kasus-kasus yang ada itu 80 persen ada di rumah-rumah. Ini harus ditemukan dan dilakukan karantina untuk mencegah lebih lanjut," ujarnya.

Kemenkes akui testing menurun

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui capaian testing dan tracing di wilayah yang menerapkan PPKM Level 4 mengalami penurunan dalam 3 hari terakhir.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hanya 5 kabupaten/kota di Pulau Jawa yang memiliki jumlah tes Covid-19 mendekati target atau di atas 90 persen.

Baca juga: Kemenkes Akui Tes Covid-19 di Daerah PPKM Level 4 Turun 3 Hari Terakhir

Kelima daerah itu adalah Kota Jakarta pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sumenep.

"Khusus capaian terhadap target testing dan tracing di daerah PPKM level 4 adalah masih rendah, terutama 3 hari terakhir yang terus mengalami penurunan," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com