Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Formappi: Pernyataan Anggota DPR Harusnya Mengacu Situasi dan Kebutuhan Rakyat

Kompas.com - 14/07/2021, 13:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengkritik pernyataan anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay yang menyebut tidak ingin lagi mendengar ada anggota DPR yang tidak mendapat ruang intensive care unit (ICU).

Lucius mengatakan, pernyataan yang dilontarkan anggota DPR semestinya berpijak pada situasi yang dialami oleh seluruh masyarakat.

"Pernyataan-pernyataan anggota DPR di raker seperti itu harus mengacu pada situasi dan juga kebutuhan seluruh rakyat. Titik pijak pembicaraan anggota bersadarkan situasi nyata yang dihadapi seluruh rakyat, lalu bersama Menteri Kesehatan mencarikan solusinya," kata Lucius saat dihubungi, Rabu (14/7/2021).

Lucius menuturkan, bisa jadi pernyataan Saleh keluar berdasarkan pada pengalaman pribadinya kehilangan sanak saudara atau rekan sejawat yang menjadi korban pandemi Covid-19.

Namun, ia menekankan, anggota DPR semestinya dapat mengontrol diri agar pernyataan yang disampaikan di forum resmi tak dikendalikan oleh emosi atau sentimen-sentimen yang sifatnya personal.

Baca juga: RS di Jabodetabek Penuh, Anggota DPR hingga Bupati Bekasi Meninggal Setelah Tak Dapat Ruang ICU

"Ketika anggota DPR menjadikan raker dengan menteri sebagai ajang curhat perasaan pribadi seperti yang ditunjukkan Saleh, maka yang justru muncul adalah pernyatan yang kontraproduktif," kata Lucius.

Ia pun mengingatkan, rapat kerja DPR dengan kementerian merupakan tanggung jawab wakil rakyat untuk memikirkan kepentingan rakyat, bukan untuk menyalurkan kepentingan pribadi dan kelompok.

"Di situlah letak kualitas kepemimpinan anggota DPR, ketika ia mampu mengendalikan urusan pribadi untuk kepentingan seluruh rakyat," ujar Lucius.

Lucius juga memperingatkan agar elite politik tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang kontraproduktif dan dapat menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Sebab, sebelumnya ada rekan satu partai Saleh yang sempat melontarkan usul agar pemerintah membuat rumah sakit khusus bagi para pejabat.

"Mereka yang seharusnya menjadi pihak yang bertanggung jawab memikirkan nasib rakyat sesuai fungsinya sebagai representasi rakyat, justru melontarkan narasi-narasi yang menyinggung rakyat," kata Lucius.

Baca juga: Politisi PAN: Saya Tak Mau Dengar Lagi Ada Anggota DPR Tak Dapat ICU

Diberitakan sebelumnya, Saleh mengaku tidak mau kejadian wafatnya anggota Komisi II DPR John Siffy Mirin yang terlambat ditangani karena sulit mendapatkan ruang ICU terulang.

Hal itu ia sampaikan saat ia meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menyiapkan fasilitas kesehatan agar mampu menghadapi skenario terbutuk pandemi Covid-19.

"Kalau nanti terus naik tentu perlu persiapan yang cukup matang, saya tidak mau lagi misalnya mendengar ada anggota DPR yang tidak mendapat tempat di ICU seperti yang dialami oleh anggota Fraksi PAN saudaraku John Siffy Mirin, anggota DPR dari Papua," kata Saleh dalam rapat Komisi IX DPR dengan Menkes, Selasa (13/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com