Saya tidak berkomentar, karena harus cepat-cepat ke kantornya Sudomo di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Di sana Sudomo tidak mau banyak bicara lagi seperti biasanya.
Ketika saya mulai bertugas di istana kepresidenan (akhir 1980-an) , hampir dua pekan sekali bertemu Harmoko. Usai kabinet paripurna, Harmoko selalu tampil sebagai jurubicara pmerintah.
Kata-kata yang yang terkenal ketika menjelaskan hasil sidang kabinet adalah, “Situasi politik dan sosial serta harga-harga bahan pokok termasuk cabe keriting, minyak curah dan beras eceran, aman dan terkendali.”
“Begini petunjuk dan arahan Bapak Presiden,” ujar Menteri yang selalu nampak rapi dan kelimis ini.
Harmoko di istana selalu menyapa saya, “Dik Osdar nanti dari Istana mampir ke kantor saya, kita ngobrol.”
Menjelang akhir Mei 2021, Nyonya Romadhiyati Harmoko dan putra-putrinya, Niken Vijayanti, Laksmi Indrawati dan Azisoko (Dimas) mengadakan acra kecil silaturahmi di Kuningan, Jakarta.
Nyonya Harmoko melantunkan bberapa lagu yang selalu diselingi tepuk tangan Mas Harmoko.
Selamat jalan Mas Harmoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.