Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Beberapa Kenangan Kecil bersama Harmoko

Kompas.com - 05/07/2021, 14:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Maka suatu hari saya mendatangi kantor PIN. Kebetulan yang bertugas saat itu adalah Mbak Ade Kiemas, adik bungsu Taufik Kiemas (almarhum), suami Megawati Soekarnoputri. Saya tanyakan kertas-kertas pesan telepon untuk saya kepada Mbak Ade Kiemas.

“Saya tidak begitu tahu, coba saya cari dulu ya, besok ke sini lagi ya,” jawab Mbak Ade.

Beberapa kali saya datang ke PIN, tapi para petugasnya selalu mengatakan “lupa kertas-kertas pesan telepon itu disimpan di mana". Sampai hari ini, 38 tahun lalu.

Tapi seperti kata Mas Harmoko, yang penting sudah “ngetop”. Ini sebuah kenangan kecil dari Harmoko.

Dalam perjalanan ke berbagai tempat di hampir 306 kabupaten saya tertarik dengan cerita kecilnya. Katanya, Harmoko pernah bertugas sebagai penarik layar untuk panggung ketoprak.

Dialog dalam ketoprak Jawa tidak berdasarkan teks tertulis, tapi langsung berdialog spontan dan improvisasi.

Suatu hari salah seorang pemainnya terlalu banyak bicara, sampai penonton mulai protes. Harmoko segera ambil inisiatif. Ditutup layar panggungnya. Sang Pemain itu marah keras.

Harmoko vs Sudomo

Ketika Harmoko jadi Menteri Penerangan periode pertama, Laksamana (purnawirawan) Sudomo jadi Menteri Tenaga Kerja. Sebelumnya Sudomo terkenal sebagai Pangkokamtip (Panglima komando operasi pemulihan keamanan dan ketertiban), suatu jabatan yang angker ciptaan Presiden RI ke 2 Soeharto.

Saat itu pernah terjadi friksi kecil antara Harmoko dan Sudomo. Sudomo menginginkan dibentuk serikat buruh atau serikat sekerja di dalam perusahaan-perusahaan pers. Jadi perlu juga ada serikat buruh wartawan.

Sementara Harmoko tidak menginginkan ada serikat buruh pers/ wartawan. Alasannya, wartawan adalah profesi bukan buruh. Terjadi polemik di berbagai surat kabar dan media televisi dan radio.

Seperti kebiasaanya ketika masih menjadi Pangkomkatib, Sudomo mendatangi kantor Deppen, kantor Harmoko. Pertemuan terbuka di depan wartawan.

Sudomo yang membuka dialog dengan Harmoko. Bicara panjang lebar. Menjawab uraian Sudomo yang panjang itu, Harmoko memberi jawaban (ini yang paling saya ingat),

“Soal pers dan dunia wartawan itu, saya sangat tahu sampai dalam isi perut mereka.”

Peretemuan pun usai. Semua tertawa, Sudomo ikut tertawa dan pertemuan selesai. Tidak ada serikat buruh/ serikat pekerja pers.

Sebelum meninggalkan Deppen saat itu, Harmoko sempat tersenyum dan berkata pada saya, “Dik Osdar pasti setuju pada saya ya.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com