Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Puan Maharani dan "Roso" PDI Perjuangan

Kompas.com - 01/07/2021, 18:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Wah ini cukup substil, tapi bisa menjadi kenyataan konkret yang menentukan pencalonan Puan untuk 2024 nanti.

Apa itu “roso”? Saya bertanya padanya.

Ia tidak mau jelaskan. Ia hanya bilang, “Tanyakan pada para tokoh tua PDI Perjuangan asal Jawa Tengah atau Jawa Timur. Yang jelas kosa kata ‘roso’ itu tidak sama dengan kosa kata perasaan atau rasa. Perasaan hanya bagian kecil dari ‘roso’.”

Rakerda-rakerda PDI Perjuangan telah memunculkan nama (termasuk yang punya jabatan eksekutif) secara terbuka mendukung Puan jadi capres.

Maknanya jelas: PDI Perjuangan sedang melangkah tetap, Puan capres. Bukan yang lain.

Tapi seorang pengamat politik yang memfokuskan pengamatannya pada PDI Perjuangan mengatakan, untuk meramalkan siapa yang bakal jadi capres, kita perlu sabar menunggu partai-partai mendaftarkan Capresnya secara resmi jelang Pilpres 2024 nanti.

Tapi, suara Rakerda PDI Perjuangan “Puan capres” menunjukkan partai itu tidak mau seperti Pilpres 2014 dan 2019 yang menetapkan Capresnya mendekati waktu pendaftaran.

Rupanya PDI Perjuangan mau hunjuk sikap berdikari bidang penetapan Capres. Tidak harus selalu mendengarkan survei dari luar partai atau media massa, apalagi media sosial. Tidak begitu lagi.

Memperkuat desa

Rakerda-rakerda PDI Perjuangan juga mengumandangkan program memperkuat desa, kampung atau dusun. Ini adalah seruan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sejak dulu.

Ia beberapa kali mengkritik tentang data-data desa Nusantara yang tidak jelas, misalnya data mata air sungai.

Sejak jadi presiden (2001-2004) Megawati beberapa kali mengingatkan soal bahaya kelaparan yang mungkin terjadi bila sawah atau kebun tanaman pokok dan obat-obatan tradisional dialihfungsikan.

Ia ingin para kader memperhatikan desa untuk bisa menjadi pusat pelestarian alam hayati serta sebagai lumbung pangan.

Di masa pandemi ini, pimpinan teratas partai melihat, desa semakin punya fungsi strategis, terutama dalam penampungan para pekerja di industri, pabrik, hotel dan seterusnya yang kehilangan lapangan kerja. Mereka bisa ditampung desa untuk bekerja di sana, termasuk membuat lumbung pangan alami.

Desa, kampung atau dusun, bisa diperkuat menjadi lumbung pangan dan obat tradisioanl menghadapi imbas kenaikan harga pangan global yang kini sudah di depan mata kita.

Andaikan, Puan Maharani bisa menarasikan program itu dengan gamblang, konkret atau setengah konkret, mungkin bisa mendekati “roso” massa besar PDI Perjuangan dan bangsa ini secara natural.

Lebih dari itu bisa memperlihatkan diri sebagai bukan hanya jadi bakal calon pemimpin nomor satu pemerintahan, tapi pendamping rakyat yang bisa memberi harapan dan cinta.

Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com