Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungkapan Buron Hendra Subrata, Bermula dari Paspor Asli tetapi Palsu

Kompas.com - 28/06/2021, 11:40 WIB
Irfan Kamil,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Pemerintah baru menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (Simkim) untuk pembuatan paspor menggunakan biometrik, yaitu foto wajah dan sidik jari pada Juli-Agustus 2008.

Sebelum itu, sistemnya masih manual. Foto dan sidik jari yang diambil pun disimpan dalam arsip manual tanpa penelitian biometrik.

Baca juga: Imigrasi Ungkap Kronologi Tertangkapnya Buron Kasus Percobaan Pembunuhan Hendra Subrata

Adelin yang terlahir dengan nama China kemudian menggantinya dengan Adelin Lis. Baik di KTP, kartu keluarga (KK), maupun akta kelahiran.

Dia menggunakan seluruh dokumen itu untuk membuat paspor di Kantor Imigrasi Polonia, Medan, Sumatera Utara, pada 2002. Namun, hingga 2007, Adelin tidak pernah memperpanjang paspor.

Adelin baru membuat paspor pada 2008, ketika keimigrasian sudah menggunakan Simkim. Saat itulah dirinya mencatatkan dirinya sebagai Hendro Leonardi.

Adelin pun memiliki satu set dokumen untuk membuktikan dirinya sebagai Hendro Leonardi, termasuk akta lahir dengan nama China dan surat ganti nama menjadi Hendro Leonardi.

Ia juga mempunyai KTP dan KK atas nama tersebut yang kemudian digunakan untuk membuat paspor.

”Bagaimana dia mendapatkan KTP, KK, akta lahir, surat ganti nama, dan lainnya sebagai Hendro Leonardi, sekarang itu yang sedang dalami," kata Suhendra

"Mungkin kita perlu kerja sama dengan Dukcapil dan sistem administrasi kependudukannya,” ucap dia.

Baca juga: Akhir Pelarian Hendra Subrata, Buron Percobaan Pembunuhan yang Dideportasi dari Singapura...

Pada penggantian paspor berikutnya, kata Suhendra, verifikasi yang dilakukan terhadap data 2008 lebih mudah.

Pemohon cukup membawa paspor lama dan KTP untuk mengganti paspor karena datanya sudah terekam di Simkim.

”Setelah penerapan Simkim, terhadap orang yang sudah diambil foto dan sidik jarinya, pasti terdeteksi dalam biometriknya jika melakukan perubahan data atau ada data yang sama dengan orang lain," papar Suhendra.

"Namun, untuk kasus paspor Hendro Leonardi yang datanya digunakan Adelin Lis ataupun Hendra Subrata yang menggunakan data Endang Rifai, paspor yang digunakan sebelum proses biometrik sehingga tidak terbaca,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com