JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan, TNI AL akan memecat prajuritnya dari kedinasan jika terbukti lesbian, gay, biseksual, atau transgender (LGBT).
Hal itu disampaikan Yudo saat memberikan pembekalan kepada taruna dan taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 di Indoor Sport Kesatrian Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/6/2021).
"Pelanggaran moral LGBT dan mental kejuangan yang tidak sesuai ideologi negara, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, Trisila TNI Angkatan Laut dan Hree Dharma Shanty, ancamannya adalah pemecatan dari kedinasan," ujar Yudo dalam keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Rabu (23/6/2021).
Baca juga: Qunut hingga LGBT Jadi Materi Soal TWK di KPK, Ini Pengakuan Peserta Tes
Yudo menilai bahwa degradasi moral secara nyata tengah merasuki generasi muda yang sangat rentan dengan pengaruh global.
Ia menegaskan bahwa LGBT bertentangan dengan nilai agama dan ideologi negara.
"Adanya gerakan kaum LGBT, sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama dan ideologi negara. Hal ini merupakan ancaman moral yang belakangan harus dihadapi," kata dia.
Selain itu, ia juga menuturkan, masuknya paham radikalisme dan ekstremisme ke masyarakat.
KSAL mengingatkan, generasi penerus TNI AL ke depan mempunyai tantangan dan beban tugas yang semakin berat, kompleks, dan dinamis.
Baca juga: Kristen Gray Dideportasi karena Pernyataan Bali Ramah LGBT, Ini Penjelasan Kemenkumham
Adanya tantangan dan ancaman yang ada, ia meminta lulusan AAL harus memiliki karakter yang kuat dan kemampuan memimpin serta kompetensi sebagai tentara profesional.
Untuk itu, ia meminta agar taruna dan taruni AAL selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan sesama angkatan.
"Kalian 101 personel harus bersama-sama terus saling bahu membahu dan jangan hanya karena jabatan kalian saling menjatuhkan satu sama yang lain," kata Yudo.
"Sulit mencapai sukses tanpa saling membantu. Kalian harus kuat dari sekarang, tantangan zaman kalian jauh lebih berat daripada zaman saya, maka dari itu kalian harus bersama-sama bahu membahu dan saling membantu," tuturnya.
Baca juga: Pengusul RUU Ketahanan Keluarga: UU Ini Tak Mengatur soal LGBT dan BDSM
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.