Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat dengan Komisi VII, Terawan Bingung Mengapa Ada Polemik Vaksin Nusantara

Kompas.com - 16/06/2021, 13:59 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku bingung mengapa Vaksin Nusantara yang dikembangkannya sempat menjadi polemik di masyarakat.

Ia pun mengaku bingung apa titik persoalan dari munculnya polemik tersebut. Padahal, pengembangan vaksin itu dilakukan untuk membantu pemerintah menghadapi Covid-19.

"Saya bingung apa titik persoalannya. Buat kami sebagai researcher itu merasa tidak ada persoalan," kata Terawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Rabu (16/6/2021).

Ia melanjutkan penjelasannya dengan menyinggung virus corona yang memang baru muncul di Indonesia dan belum pernah ada sebelumnya.

Oleh karena itu, pengembangan vaksin Covid-19, menurut dia, juga harus menggunakan kaidah yang baru. Maka dari itu, ia menggunakan kaidah yang baru dalam membuat vaksin yaitu dengan sel dendritik.

"Kaidah yang kami gunakan juga kaidah yang baru. Karena apa? Dendritik sel vaksin ini belum pernah ada yang mengerjakan untuk Covid-19. Jadi tentunya harus menggunakan kaidah-kaidah yang baru yang berbeda," jelasnya.

Baca juga: Terawan Pamerkan Vaksin Nusantara Tak Perlu Cold Chain, Klaim 90 Persen Bahan Asal Indonesia

Ia juga menegaskan bahwa sel dendritik yang disuntikkan melalui vaksin tersebut berasal dari tubuh manusia yang akan divaksinasi.

Terawan mengatakan, sel dendritik yang akan disuntikkan tersebut bukan berasal dari sel tubuh orang lain.

"Karena yang disuntikkan ke badan kita ya dendritik sel kita sendiri, bukan dari orang lain," tegasnya.

Terawan melanjutkan, atas polemik yang ada, ia berharap agar pihak-pihak terkait dapat duduk bersama untuk mendapatkan titik temu persoalan Vaksin Nusantara.

Namun, ia menegaskan tidak mempersoalkan kritik yang disampaikan sejumlah pihak soal Vaksin Nusantara.

"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, lha wong namanya hal baru. Pasti juga akan menimbulkan kehebohan baru. Tergantung sudut pandangnya dari mana," ungkapnya.

Lebih lanjut, Terawan berharap agar polemik Vaksin Nusantara tidak berlanjut karena ia meyakini, hal yang terpenting adalah bagaimana semua duduk bersama menyelesaikan pandemi.

Baca juga: Sejumlah Anggota DPR Disuntik Vaksin Nusantara oleh Terawan

Menurut dia, saat ini Indonesia memiliki masalah bersama bagaimana cara menuju herd immunity yang menjadi tujuan dari program vaksinasi Covid-19.

"Paling penting kami percaya bahwa semua punya good will. Punya keinginan yang baik. Saya percaya kalau kita bersama-sama, duduk bersama, kita mampu selesaikan pandemi ini dengan benar," harap Terawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com