Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikon PON Sebaiknya dari Kalangan Olahragawan, Dede Yusuf: Banyak Kok Atlet Jadi Seleb

Kompas.com - 04/06/2021, 13:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mengkritik pemerintah jika benar selebriti Nagita Slavina dijadikan Ikon Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Jika hal itu benar, Dede mempertanyakan mengapa belakangan pemerintah kerap menggunakan influencer yang sama dalam semua program atau kebijakan.

"Sebenarnya saya tidak ada urusan dengan para selebriti papan atas, tetapi kok kayaknya, pemerintah sekarang terlalu banyak menggunakan influencer dan orangnya itu-itu saja. Saya tahulah," kata Dede saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Dede mengaku baru tahu kabar yang beredar jika istri dari selebriti Raffi Ahmad itu akan didapuk menjadi Ikon PON XX Papua.

Baca juga: Nagita Slavina Jadi Ikon PON XX Papua, Dede Yusuf: Harusnya Olahragawan

Meski mengaku tak bermasalah dengan hal tersebut, Dede menilai seharusnya yang menjadi Ikon PON XX Papua adalah olahragawan atau olahragawati.

Sebab, acara yang akan berlangsung merupakan acara olahraga yang didanai oleh pemerintah pusat dan DPR.

"Kalau kami dari Komisi X kan mikirnya, kalau ikon itu ya olahragawan dong. Artinya, dalam konteks ini, saya belum lihat dari konteks Papuanya. Tapi PON Pekan Olahraga Nasional ya mestinya ikonnya adalah olahragawan," jelasnya.

Dede mengingatkan kepada panitia dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk melihat kembali tujuan mengadakan PON di Papua.

Menurutnya, PON ini diberikan dana dari pusat dan DPR, atau dalam kata lain, dari pusat kepada Papua.

"Dan, kemudian pelaksanaannya melibatkan seluruh provinsi-provinsi," tambah dia.

Baca juga: Ketua KONI: Keberhasilan PON XX 2021 adalah Harga Diri Papua dan Indonesia

Untuk itu, dia mengusulkan seharusnya Ikon PON Papua adalah olahragawan. Panitia PON bisa bebas memilih siapa yang menjadi ikon, baik itu perempuan maupun laki-laki.

Jika lebih cocok ikonnya adalah perempuan, kata dia, masih banyak olahragawati di Indonesia yang juga menjadi selebriti.

Sebab, apabila Nagita Slavina yang menjadi ikon, ia menilai akan menjadi pertanyaan publik tentang relevansi selebrii tersebut dengan olahraga.

"Karena ini kan identitasnya PON adalah olahraga. Berarti kan orang akan mempertanyakan, ini ikon yang sudah dipilih olahraganya apa ya? Nanti kan begitu. Nah, olahragawan kita, yang mau diambil yang perempuan, yang hebat-hebat juga banyak. Kalau mau nyari artis? Banyak juga kok atlet yang menjadi selebriti," tegas dia.

Dede mengatakan, hal ini bukan soal perkara selebriti yang hendak dipasang menjadi Ikon PON. Melainkan, harusnya pemerintah mengerti bahwa PON merupakan acara yang ingin memajukan identitas olahraga nasional.

Baca juga: Komentar Arie Kriting soal Nagita Slavina Jadi Duta PON XX Papua, Singgung Cultural Appropriation

Oleh karena itu, ia menyarankan bahwa seharusnya yang menjadi ikon adalah olahragawan. Ia juga tak mempermasalahkan dari mana olahragawan itu berasal.

"Mau itu dari Papua, Sulawesi, Jakarta. Itu tidak ada masalah. Yang penting ikonnya harus olahragawan," tutur dia.

Ia mengingatkan panitia mengenai masih banyaknya atlet di Indonesia yang bisa dipilih menjadi Ikon PON XX Papua.

Indonesia, kata dia, masih banyak memiliki atlet-atlet seperti atlet tinju, taekwondo, panjat tebing dan lainnya yang juga bisa menjadi ikon acara olahraga.

"Mau cari yang cantik, mau cari yang seleb? Banyak juga mereka yang olahragawan. Contoh saja Ade Rai, followersnya banyak, belasan juta kan?" ucap Dede.

Baca juga: Dukung Pendapat Arie Kriting Terkait Duta PON Papua, Dian Sastro Dibanjiri Kritikan

Sebelumnya, komika Arie Kriting menyuarakan pendapatnya terkait penunjukan Nagita Slavina jadi Ikon PON XX Papua.

Arie menyuarakan pendapatnya lewat unggahan di akun Instagram-nya. Seharusnya, kata dia, yang menjadi ikon PON adalah perempuan asli Papua.

"Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON XX Papua ini memang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation," kata Arie seperti dikutip dari Instagram-nya @arie_kriting, Rabu (2/6/2021).

Arie menyadari bahwa kapasitas Nagita dalam membawa misi sosialisasi untuk PON XX Papua ini sangat dibutuhkan. Namun, ia merasa lebih cocok jika Ikon PON XX Papua direpresentasikan oleh sosok perempuan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com