JAKARTA, KOMPAS.com- Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, dugaan kebocoran data 279 juta warga negara Indonesia belum dapat dipastikan berasal dari data yang dimiliki BPJS Kesehatan.
Ali menuturkan, pihaknya masih melakukan investigasi untuk memastikan data yang bocor, apakah benar berasal dari BPJS Kesehatan atau tidak.
"Sebetulnya itu (data) yang ia tawarkan benar punya BPJS atau bukan, itu belum tahu. Tapi bahwa itu mirip, iya, tapi datanya apa data BPJS? Belum tahu. Nah, itu sedang dilakukan satu investigasi," kata Ali dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Selasa (25/5/2021).
Ia menuturkan, sejak isu kebocoran data pertama kali muncul pada Kamis (20/5/2021) pekan lalu, pihaknya sudah bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Ia menyebut, pada Sabtu (22/5/2021), BPJS Kesehatan bersama tim security operation system telah memulai penelusuran melalui forensik untuk mengetahui sumber kebocoran data.
Namun, sebelum investigasi itu selesai, publik sudah dihebohkan dengan isu bahwa data yang bocor berasal dari BPJS Kesehatan.
Baca juga: Dugaan Kebocoran Data, Dirut BPJS Kesehatan: Layanan Tetap Optimal
"Tim BPJS Kesehatan bersama dengan tim security operation system melakukan berbagai macam penelusuran melalui digital forensic yang belum selesai, sehingga karena ini belum selesai, jadi sebetulnya belum bisa tahu apa ada kebocoran apa tidak," ujar dia.
Ali mengatakan, BPJS Kesehatan hingga kini masih melakukan investigasi untuk mengetahui asal-usul kebocoran data tersebut.
"Lalu ada sampel tadi yang diberikan dan sampel yang sedang diakses, itu juga sedang dianalisis bahkan analisisnya kita juga memakai semacam audit investigasi digital semacam itu," kata Ali.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan, sampel data 279 juta penduduk Indonesia yang bocor diduga merupakan data BPJS Kesehatan.
"Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan bahwa sampel data diduga kuat identik dengan data BPJS Kesehatan," kata Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi dalam laman resmi Kemenkominfo, Jumat (21/5/2021).
Baca juga: Dugaan Kebocoran Data 279 Juta WNI, BPJS Kesehatan Tempuh Langkah Hukum
Ia menyebut, ada kesamaan strukur seperti nomor kartu, kode kantor, data keluarga/data tanggungan, hingga status pembayaran terkait BPJS Kesehatan dalam data yang bocor.
Kasus kebocoran data itu pun kini tengah diselidiki Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri.
"Sejak isu bergulir saya sudah perintahkan Dirtipidsiber untuk melakukan lidik hal tersebut," kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Adriansyah, Minggu (23/5/2021), dikutip dari Antara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.